Anggaran Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta Menipis, Legislatif: Buka Kran Investasi
Membuka kran investasi dengan melibatkan swasta dalam proses pengelolaan sampah dianggap jadi solusi
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Hasto menyebut, banyak swasta pemilik teknologi insinerator, atau mesin pembakar sampah yang akhir-akhir ini tiarap karena tersandung penertiban soal penyesuaian kaidah lingkungan.
"Sekarang kita mengalami masa kritis. Di masa kritis semacam ini, harus ada cara-cara. Dalam seminggu sampai sebulan ini, saya berpikir keras untui mencarikan caranya," ujarnya.
"Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan memilah sampah di depo. Hari ini, ada empat depo yang kita pakai sebagai pilot project pemilahan," tambah Wali Kota.
Meliputi, Depo THR di Jalan Brigjen Katamso, Depo Lapangan Karang, Depo Mandala Krida dan Depo Kotabaru di sisi selatan Kantor RRI Yogyakarta, yang menghimpun 21 kelurahan.
Hasto mengungkapkan, kondisi sejauh ini terdapat sekitar 60 ton sampah yang masih mengendap di sejumlah depo berukuran besar tersebut.
"Saya amati dulu, empat titik itu seperti apa permasalahannya. Saya lihat dulu, kita kerahkan pemilah dengan metode padat karya, seperti apa penurunan sampahnya," ucapnya. (*)
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Jadi Tuan Rumah Forum Smart City Nasional 2025, Kota Yogyakarta Dorong Realisasi Program Satu Data |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Optimis Paket Strategis 2025 Bisa Diselesaikan Tepat Waktu |
![]() |
---|
177 Suporter Persib Bandung Dipulangkan PascaKericuhan, Pemkot Yogyakarta Pastikan Situasi Kondusif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.