BRIN Teliti Daun Kelor untuk Mencegah Kasus Stunting pada Anak di Gunungkidul
Dini mengatakan proses penelitian itu dilakukan selama tiga bulan, dengan menyasar 33 balita stunting usia 13-59 bulan.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Selain itu, pihaknya juga menegaskan pentingnya sinergi antara sains, masyarakat, dan pemangku kepentingan lokal untuk menjawab tantangan nyata seperti stunting.
Kolaborasi riset menjadi kekuatan utama dalam mengubah potensi lokal menjadi solusi kesehatan yang berdampak luas.
“Kami berharap riset ini bisa direplikasi di wilayah lain, tentunya dengan adaptasi sesuai potensi dan kearifan pangan lokal masing-masing daerah,” pungkasnya.
Sementara itu, Diah Prasetyorini, Ketua IDI Gunungkidul menyambut baik penelitian ini.
Menurutnya, butuh pendekatan kolaboratif seperti ini agar bisa menjadi model nasional.
“Kami melihat betul bagaimana riset ini bukan hanya bicara data, tetapi juga transformasi sosial di tingkat akar rumput. Para ibu terlibat aktif, puskesmas mendampingi, dan BRIN mengawal proses ilmiahnya,” urainya. (*)
Operasi Pencarian Wisatawan yang Hilang di Pantai Siung Gunungkidul Resmi Ditutup Hari Ini |
![]() |
---|
Gunungkidul Baru Miliki 65 Perpustakaan Inklusif, Keterbatasan Anggaran Jadi Kendala |
![]() |
---|
Pemkab Gunungkidul Perluas Program Cek Kesehatan Gratis, Sasar Kalangan Pelajar |
![]() |
---|
Dua Bangkai Penyu Ditemukan di Pantai Sepanjang Gunungkidul, Langsung Dievakuasi dan Dikubur |
![]() |
---|
Puluhan Ribu Warga Gunungkidul Terancam Kekurangan Air Bersih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.