Ketika Anak-anak Kulon Progo Bersuara Keras demi Didengarkan Orang Dewasa

Berbagai permasalahan itulah yang membuat Forum Anak Kulon Progo ingin agar orang dewasa mau mendengarkan suara mereka.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
FORUM ANAK: Aktivitas anak-anak saat menjadi peserta di Kongres Anak ACHIEVER #16 di Kantor DPRD Kulon Progo, Minggu (11/05/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Forum Anak Kulon Progo menggelar Kongres Anak di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulon Progo, Minggu (12/05/2025). Kongres itu digelar dengan tajuk Annual Children Event of Kulon Progo (ACHIEVER) #16.

Ketua Umum Forum Anak Kulon Progo, Muchtar Panji Wijaya mengatakan Kongres Anak menjadi salah satu wadah agar suara mereka sebagai anak-anak Kulon Progo juga didengarkan.

"Lewat Kongres Anak ini kami ingin suara anak-anak Kulon Progo didengarkan dan hak-haknya terpenuhi," jelas Panji ditemui di Ruang Nakula Sadewa, Kantor DPRD Kulon Progo.

Kongres Anak pun digelar layaknya Rapat Paripurna DPRD. Alih-alih Komisi, para anak-anak terbagi dalam 5 klaster yang masing-masing akan mengangkat isu anak sesuai bidangnya.

Panji menilai masih banyak hak anak yang belum terpenuhi secara optimal. Misalnya di pendidikan, di mana masih banyak anak di Kulon Progo yang bersekolah hanya selama 9 tahun, padahal idealnya setiap anak bersekolah selama 12 tahun, sesuai aturan pemerintah.

"Kami juga melihat hak kesehatan anak juga masih diabaikan, misalnya dalam penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)," ujarnya.

Panji mencontohkan tempat bermain anak di Alun-alun Wates, di mana ia kerap menemukan puntung rokok bekas bertebaran di sana. Padahal tempat bermain itu menjadi ruang hak anak untuk mendapatkan hiburan yang sehat.

Berbagai permasalahan itulah yang membuat Forum Anak Kulon Progo ingin agar orang dewasa mau mendengarkan suara mereka. Terutama orang dewasa yang mengemban jabatan publik.

Itu sebabnya, Kongres Anak ACHIEVER #16 menghadirkan sejumlah pemangku jabatan. Seperti dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) serta DPRD Kulon Progo sendiri.

"Harapannya, tidak hanya kami yang bersuara tapi juga ada partisipasi dari pemerintah, masyarakat, sekolah, hingga orang tua agar bersatu dalam memenuhi, mengangkat, dan menghargai hak anak," papar Panji.

Ia menilai, terpenuhinya hak anak akan membuat anak-anak merasa lebih diperhatikan. Terpenuhinya hak anak pun akan membuat mereka jauh dari perilaku yang keliru dan bisa merugikan diri sendiri bahkan masyarakat.

Kongres Anak ini juga digelar dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional pada 23 Juli mendatang. Setelah di tingkat kabupaten, kongres anak juga akan digelar di tingkat Provinsi DIY dan puncaknya secara nasional.

Salah satu peserta, Anindya Syawaluna Ardia Purnomo turut menyoroti kurang meratanya fasilitas ramah anak. Padahal, ruang ramah anak akan membuat anak lebih aktif beraktivitas di luar, ketimbang hanya bermain dengan ponsel pintar.

"Kami juga melihat kurang meratanya fasilitas pendidikan dan kebudayaan di sekolah, terutama di pelosok," kata Anindya.

Permasalahan tersebut disampaikan dalam Klaster 4, yaitu tentang Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kebudayaan. Anindya menjadi anggota dalam klaster ini.

Anindya pun bersyukur bisa ikut serta dalam Kongres Anak tingkat Kabupaten Kulon Progo ini. Sebab lewat wadah itulah ia bisa menyampaikan berbagai keresahannya terkait permasalahan hak anak di Kulon Progo.

"Kami jadi bisa menuangkan apa yang ada di pikiran, dan didengarkan oleh orang dewasa," ujarnya.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved