Kasus Perundungan Digital Meningkat Hingga 40 Persen, Ini Langkah Disdikpora Kulon Progo

Menurut Nur, dominannya konten negatif di medsos memicu terjadinya kasus perundungan hingga kenakalan remaja pada pelajar.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Nur Wahyudi 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo mendorong kampanye bijak bermedsos (media sosial) ke pelajar.

Pasalnya, kasus pelajar yang bersumber dari medsos semakin meningkat.

Kepala Disdikpora Kulon Progo, Nur Wahyudi, mengungkapkan bahwa kasus perundungan digital alias cyber bullying semakin meningkat dalam 2 tahun terakhir.

"Kasusnya meningkat 40 persen dalam 2 tahun terakhir," ungkap Nur pada wartawan, Senin (27/10/2025).

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa paparan informasi bersifat hoaks, radikalisme, dan konten pornografi semakin intensif. Kondisi itu dinilai bisa mengancam karakter generasi muda.

Menurut Nur, dominannya konten negatif di medsos memicu terjadinya kasus perundungan hingga kenakalan remaja pada pelajar.

Belum lagi durasi mengakses internet oleh pelajar yang cukup lama, yang memudahkan paparan informasi negatif.

"Pelajar Kulon Progo rata-rata mengakses internet antara 7 sampai 9 jam per hari," ujarnya.

Nur juga menilai pengawasan dan pendampingan orangtua yang masih minim terhadap konten medsos yang diakses anaknya.

Kondisi itu membuat literasi digital pelajar rendah dan rentan terhadap manipulasi informasi.

Disdikpora Kulon Progo pun kini menggencarkan program kolaboratif demi memberikan konten bersifat positif ke pelajar.

Seperti kampanye "Pelajar Kulon Progo Berkarakter", Seri Edukasi Literasi Digital, Pojok Inspirasi, Investasi Kolaboratif, serta Media Monitoring dan Rapid Response.

"Kami juga mengharapkan peran media massa dalam membuat konten yang positif untuk pelajar," jelas Nur.

Konten positif itu seperti narasi yang membentuk persepsi publik tentang pendidikan dan generasi muda.

Namun media massa juga diharapkan ikut mengawal program pendidikan, termasuk mengkritisi bagian yang perlu diperbaiki.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved