3.202 Jemaah Calon Haji DIY Berangkat Mulai 20 Mei 2025, Usia Tertua 92 dan Termuda 18 Tahun
Para jemaah calon haji asal DIY akan diberangkatkan secara bertahap mulai 20 Mei 2025 melalui Embarkasi Solo, Jawa Tengah.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Di Makkah, seluruh jemaah juga akan difasilitasi layanan Bus Sholawat yang beroperasi 24 jam, antar-jemput ke Masjidil Haram.
Sementara di Madinah, semua jemaah DIY akan menginap di kawasan Markaziyah, dengan jarak maksimal 500 meter dari Masjid Nabawi.
Dalam laporannya, Ahmad Bahiej juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur DIY atas dukungannya terhadap rencana pendirian Embarkasi Haji DIY di Kulon Progo.
“Kami mohon doa restu agar jemaah haji DIY diberi kemudahan dan kesehatan dalam menjalankan ibadah, serta kembali ke Tanah Air dengan selamat dan menjadi haji mabrur,” tutupnya.
Acara pamitan turut dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, yang menyampaikan arahan langsung kepada para jemaah. Dalam sambutannya, ia mengingatkan pentingnya kesiapan lahir dan batin dalam menjalani ibadah haji.
"Ibadah haji adalah panggilan suci yang tidak semua umat Islam dapatkan. Maka dari itu, patutlah Bapak/Ibu bersyukur dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik secara fisik, mental, maupun spiritual," kata KGPAA Paku Alam X.
Ia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini bertepatan dengan musim panas di Arab Saudi, dengan suhu udara di Makkah dan Madinah diperkirakan mencapai 38 hingga 41 derajat Celsius, bahkan bisa menyentuh 44 derajat dalam kondisi ekstrem.
"Kondisi ini tentu menjadi tantangan. Oleh karena itu, kami imbau agar jemaah menjaga waktu istirahat, memperhatikan asupan cairan, serta mematuhi arahan dari petugas haji," ujar Paku Alam.
Sri Paduka turut menitipkan doa agar para jemaah mendoakan keselamatan bangsa dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta dari Tanah Suci.
Sementara itu, Doni Nugraha, Ketua Rombongan Kloter 65 asal Kabupaten Sleman, menekankan pentingnya kesiapan fisik dalam menjalani ibadah haji.
Menurutnya, sekitar 90 persen pelaksanaan haji sangat bergantung pada kekuatan tubuh, mengingat banyaknya aktivitas berjalan kaki dari satu lokasi ke lokasi lain.
“Yang paling penting adalah mempersiapkan diri agar fisik kita mampu mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji, baik yang termasuk rukun, wajib, maupun sunah,” ujar Doni.
Di kelompoknya, pembiasaan jalan sehat minimal 5 kilometer setiap hari menjadi bagian dari persiapan rutin.
Latihan ini, kata Doni, berguna untuk membiasakan tubuh menghadapi aktivitas ibadah yang menguras tenaga, apalagi suhu di Tanah Suci jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.
Menurutnya, jalan sehat sebaiknya dilakukan pada pagi menjelang siang atau sore hari, sebagai bentuk aklimatisasi terhadap suhu panas.
Selain itu, menjaga hidrasi tubuh secara berkala juga menjadi langkah penting untuk mencegah kelelahan hingga heatstroke.
“Kalau tidak menjaga cairan tubuh, jemaah bisa dehidrasi, lemas, kehilangan konsentrasi, bahkan pingsan, apalagi yang lansia dan punya riwayat demensia. Ini sangat berisiko di tengah kerumunan,” tegasnya. (*)
Karya Anak Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata, Pemda DIY Beri Apresiasi Sejak Usia Dini |
![]() |
---|
3.236 Jemaah Haji DIY Sudah Pulang ke Tanah Air, Tiga Wafat di Tanah Suci |
![]() |
---|
Pesan Wagub DIY saat Melepas 205 Kontingen Fornas VII NTB, Raih Prestasi Terbaik |
![]() |
---|
Pegiat Olahraga Masyarakat DIY Siap Harumkan Nama Daerah di FORNAS VIII 2025 |
![]() |
---|
Media Massa DIY Dukung Penuh Porda XVII di Gunungkidul, Soroti Dampak Ekonomi dan Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.