Capaian Vaksinasi Antraks di DI Yogyakarta Masih 70 Persen, Ini Penyebabnya

Syam menerangkan lambatnya vaksinasi terjadi karena kasus antraks sudah landai, sehingga peternak menolak vaksin. 

DOK. Kemenkes RI
ILUSTRASI ANTRAKS - Pengertian dan penyebab penyakit antraks 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY masih terus berupaya untuk menuntaskan vaksinasi antraks di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti mengatakan penanganan antraks berbeda dengan penyakit ternak lainnya, pasalnya harus dilakukan secara komprehensif. 

"Antraks kami tangani juga yang di Gunungkidul, supaya tidak menyebar ke daerah lain. Daerah yang terkena (antraks) ini hewan dilarang keluar, masih diisolasi. Untuk kasus saat ini sudah turun, sudah landai," katanya, Minggu (04/05/2025).

Vaksinasi menjadi salah satu upaya yang ditempuh untuk menekan penyebaran antraks. Sayangnya capaian vaksinasi antraks masih 70 persen. Padahal pihaknya mematok vaksinasi antraks selesai pada April 2025.

Syam menerangkan lambatnya vaksinasi terjadi karena kasus antraks sudah landai, sehingga peternak menolak vaksin. 

"Saat kasus tinggi, mereka (peternak) cari vaksin (antraks). Kalau landai, petugas datang, mereka menolak, karena kasus sudah landai. Padahal bulan Agustus, September itu ada vaksinasi lagi, mengulang yang kemarin," terangnya.

Ia menyebut capaian vaksinasi antraks terendah justru terjadi di Gunungkidul. Untuk itu, pihaknya terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada peternak.

"Peternak juga ada kekhawatiran, kalau nanti divaksin (antraks) nanti ada dampak ikutannya (pada ternak). Edukasi dan sosialisasi terus kami lakukan," imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved