Tips Kesehatan

Kentut Ternyata Bisa Jadi Indikator Kesehatan Usus yang Baik

Namun, tahukah kamu bahwa produksi gas usus dalam jumlah normal justru bisa menjadi pertanda baik bagi kesehatan sistem pencernaan, terutama kesehatan

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
freepik
Kentut Ternyata Bisa Jadi Indikator Kesehatan Usus yang Baik 

TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tak pernah merasa malu atau berusaha menyembunyikan diri saat perut terasa "bergejolak" dan ingin mengeluarkan gas? 

Kentut, atau secara medis dikenal sebagai flatus, seringkali dianggap sebagai hal yang kurang sopan dan memalukan. 

Namun, tahukah kamu bahwa produksi gas usus dalam jumlah normal justru bisa menjadi pertanda baik bagi kesehatan sistem pencernaan, terutama kesehatan usus? 

Mari kita telaah lebih dalam mengapa "angin" yang sering kita hindari ini ternyata menyimpan informasi penting tentang kondisi "jeroan" kita.

Proses pencernaan makanan di dalam tubuh kita melibatkan miliaran mikroorganisme yang hidup di usus besar, yang secara kolektif disebut mikrobiota usus. 

Bakteri-bakteri ini bertugas memecah sisa-sisa makanan yang tidak tercerna di usus halus, terutama serat dan karbohidrat kompleks. 

Proses pemecahan inilah yang menghasilkan berbagai jenis gas, seperti karbon dioksida, metana, dan hidrogen sulfida, yang bertanggung jawab atas bau khas kentut. 

Keluarnya gas-gas ini melalui kentut adalah mekanisme alami dan penting bagi tubuh untuk membuang produk sampingan dari aktivitas metabolisme bakteri-bakteri "baik" ini.


Frekuensi Kentut yang "Normal" dan Kaitannya dengan Usus Sehat

Lantas, berapa kali kentut dalam sehari bisa dianggap sebagai indikator usus yang sehat? 

Jawabannya bervariasi antar individu, namun rata-rata orang dewasa mengeluarkan gas antara 5 hingga 25 kali dalam kurun waktu 24 jam. 

Frekuensi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk jenis makanan yang dikonsumsi, kecepatan makan dan komposisi unik mikrobiota usus setiap orang. 

Diet tinggi serat, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, cenderung menghasilkan lebih banyak gas karena serat menjadi "makanan" utama bagi bakteri usus untuk difermentasi. 

Proses fermentasi ini, meskipun menghasilkan gas, juga menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat seperti asam lemak rantai pendek yang penting untuk kesehatan sel usus, mengurangi peradangan, dan bahkan mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh. 

Jadi, peningkatan frekuensi kentut setelah mengonsumsi makanan sehat tinggi serat seringkali merupakan sinyal positif bahwa bakteri baik di ususmu sedang bekerja dengan baik.


Kapan Kentut Menjadi Pertanda Masalah?

Meskipun kentut dalam jumlah normal adalah hal yang sehat, perubahan drastis dalam frekuensi, bau yang sangat menyengat, atau munculnya gejala penyerta lainnya perlu diwaspadai. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved