Bangun Budaya Pilah Sampah dari Rumah, Pemkot Yogyakarta Bakal Gandeng Perguruan Tinggi

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan titik persoalan terbesar dalam pengelolaan limbah dewasa ini berada di hulu, atau produsen sampah. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
DIPANGGIL GUBERNUR : Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (11/4/2025). Hasto baru saja dipanggil oleh Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X untuk membicarakan sejumlah hal terkait pembangunan Kota Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta bakal menggandeng kalangan perguruan tinggi untuk menjadi mitra aktif dalam penanganan masalah persampahan.

Wacana kolaborasi itu merupakan respons terhadap tantangan jangka panjang dalam mengubah pola pikir dan perilaku penanganan limbah di masyarakat.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan titik persoalan terbesar dalam pengelolaan limbah dewasa ini berada di hulu, atau produsen sampah. 

Oleh sebab itu, perubahan mindset dan kedisiplinan masyarakat menjadi kunci, agar sampah benar-benar terkelola sejak di level paling awal.

"Penentunya adalah produsen. Masalah sampah tidak bisa selesai hanya dari sisi teknis dan pemerintah saja. Perubahan perilaku harus dimulai dari kesadaran masyarakat. Jadi, di sini, peran perguruan tinggi sangat penting," katanya, Jumat (11/4/2025).

Baca juga: Penertiban Andong Jadi Langkah Awal Atasi Bau Pesing di Malioboro

Hasto menyebut, upaya teknis dengan pengangkutan 3.100 ton sampan dari deretan depo dan TPS yang telah ditempuh, masih jauh dari kata cukup.

Alhasil, pihaknya berencana menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi melalui program magang, KKN dan edukasi masyarakat yang dikolaborasikan di 169 kampung. 

"Mahasiswa didorong tidak hanya melakukan pendampingan teknis saja ya, tapi juga membangun kesadaran kolektif untuk memilah sampah dari rumah," tandasnya.

Menurutnya, perguruan tinggi bisa menjadi motor penggerak dalam mendorong transformasi budaya memilah sampah di rumah tangga. 

Mantan Kepala BKKBN RI tersebut percaya, pendekatan intergenerasional yang melibatkan mahasiswa dapat menjadi solusi yang saling menguatkan.

"Kami ingin Kota Yogya menjadi seperti 'Little Singapore'. Bukan dari segi perdagangan, tapi dari segi kedisiplinan dan ketertiban sebagai kota pendidikan," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved