Proses Normalisasi, 1500 Ton Sampah Diangkut dari Deretan Depo di Kota Yogyakarta
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mematok target sisa sekitar 500 ton limbah yang masih mengendap di depo bisa tuntas dalam dua minggu ke depan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lebih dari 1.500 ton sampah sudah diangkut dari deretan depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mematok target sisa sekitar 500 ton limbah yang masih mengendap di depo bisa tuntas dalam dua minggu ke depan.
Kepala DLH Kota Yogyakarta, Rajwan Taufiq, menyatakan bahwa penanganan sampah dilakukan dengan strategi menggenjot sektor hulu dan hilir.
Khusus di sisi hilir, upaya ditempuhnya dengan memaksimalkan produksi Unit Pengolahan Sampah (UPS), melalui penambahan jam operasional.
"Yang pertama, terkait dengan hilir, itu kita memaksimalkan hasil produksi unit pengolahan sampah kita dengan menambah jam," tandasnya, Rabu (8/10/2025).
Upaya itu terbukti efektif mereduksi timbunan di sampah beberapa lokasi, yang sebelumnya sempat dikeluhkan oleh warga masyarakat.
Baca juga: Malioboro Bersih dari Pengamen Liar, Disediakan 7 Titik untuk Akomodir Seniman Terkurasi
Saat ini beberapa depo yang posisinya sudah kembali normal antara lain depo di kawasan THR, Pengok, Lapangan Karang, Ngasem, dan Argolubang.
"Kemudian, yang sekarang sedang berproses adalah (depo) RRI dan Mandala Krida. Semoga dalam dua minggu ini sudah bisa habis," ujarnya.
"Sampah yang mengendap sebelumnya sekitar 2.000 ton. Sudah kita ambil 1.500 ton. Sisa 500 ton yang ada di depo ini, harapannya selesai dalam dua minggu," tambah Rajwan.
Selanjutnya, setelah tumpukan sampah di depo dinormalisasi, Pemkot Yogyakarta akan memperkuat sistem pengelolaan di sektor hulu.
Yakni, dengan mendorong warga menjalankan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, selaras program 'Mas Jos', atau Masyarakat Jogja Olah Sampah.
"Ya, kita namanya rekonstruksi sosial, membangun di hulu, di masyarakat. Intinya pemilahan di masyarakat dijalankan untuk mereduksi sampah yang dibawa ke depo," terangnya.
Dengan skema ini, sampah yang dibawa ke depo hanya residu atau sisa akhir saja. Begitu juga dengan limbah dedaunan yang pengolahannya dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Pangan.
Alhasil, peran penggerobak menjadi krusial, karena didorong ikut memilah sampah langsung dan tidak lagi membawa semua jenis limbah ke depo.
"Harapannya nanti penggerobak memilah sampah yang organik dengan ember, itu tidak dibawa ke depo. Kemudian yang sampah anorganik dibawa ke bank sampah," pungkasnya. (*)
Wabup Sleman Harap Warga Punya Kesadaran Ikut Tangani Sampah |
![]() |
---|
Kuota 3000 Ton di TPA Piyungan Jadi Alokasi Terakhir Pemda DIY untuk Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
Tekan Timbulan Sampah, Legislatif Dorong Pelarangan Total Kantong Plastik Sekali Pakai di Kota Yogya |
![]() |
---|
Depo Sampah Kotabaru Yogyakarta Membeludak, Pedagang Bunga Keluhkan Penurunan Omzet |
![]() |
---|
Fraksi Gerindra DPRD Kota Yogyakarta Dorong Pemanfaatan Danais untuk Penanggulangan Masalah Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.