Depo Sampah Kotabaru Yogyakarta Membeludak, Pedagang Bunga Keluhkan Penurunan Omzet
Tak hanya bau dan hama, pedagang juga mengeluhkan dampak lain, yaitu genangan air limbah dari sampah yang seringkali membasahi area sekitar tokonya
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aroma semerbak mawar, sedap malam dan krisan yang seharusnya jadi daya tarik utama toko bunga, kini kalah telak oleh bau menyengat tumpukan sampah.
Fenomena itulah yang dirasakan langsung oleh Yuan Dela, seorang pedagang bunga di kawasan Jalan Ahmad Jazuli, Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Toko bunganya yang berlokasi persis di samping depo Kotabaru, dewasa ini menghadapi kenyataan pahit, akibat gunungan sampah yang tidak kunjung diangkut.
Sudah hampir empat bulan terakhir, Dela merasakan dampak buruk dari kondisi depo sampah yang dari hari ke hari semakin membludak.
Tumpukan sampah yang tingginya diperkirakan lebih dari dua meter tingginya, bukan hanya menghasilkan bau tak sedap, tapi juga mengundang berbagai hama seperti lalat, ulat, hingga tikus.
Kondisi tersebut, katanya, membuat para pelanggan enggan mendekat, bahkan lebih memilih toko bunga lain yang lokasinya lebih jauh dari depo.
"Kalau mengurangi omzet sudah jelas, pasti mengurangi omzet. Toko saya kan persis di samping depo. Jadi, kebanyakan orang memilih beli bunga di tempat yang lebih jauh dari sampah," keluhnya, Rabu (24/9/2025).
Dampak penurunan omzet pun dirasakan sangat signifikan.
Baca juga: Atasi Tumpukan Sampah di Depo Jelang Musim Hujan, Pemkot Yogyakarta Berpacu dengan Waktu
Dela mengungkapkan, sebelum sampah menggunung, tokonya bisa melayani sekitar 20 pembeli dalam sehari.
Namun, kini, jumlah pembeli turun drastis hingga hanya sekitar 10 orang per hari, yang berarti omzetnya berkurang sangat signifikan, hingga 50 persen.
Tak hanya bau dan hama, dirinya juga mengeluhkan dampak lain, yaitu genangan air limbah dari sampah yang seringkali membasahi area sekitar tokonya.
Belatung pun menjadi pemandangan sehari-hari, yang tentunya meresahkan para pedagang di tiga toko-toko yang paling dekat dengan depo.
"Sampah diangkut, tapi sama sekali enggak mengurangi. Karena diambilnya paling cuman satu truk. Itu bahkan enggak kelihatan. Yang dikurangi itu enggak kelihatan," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa kondisi depo bakal dinormalisasi supaya tidak membludak lagi.
Ia menegaskan, sampah-sampah yang meluber ke luar bangunan depo akan dibereskan segara, sebelum puncak musim hujan melanda Kota Pelajar.
| Sup Miso, Rahasia Konsistensi Bek PSIM Yogyakarta Yusaku Yamadera |
|
|---|
| Lawan Apatisme Politik, PDIP Gaet 4000 Gen Z Lewat 'Merah/Muda Fest 2025' di Jogja |
|
|---|
| Semarak Literasi di Jogja Hingga Akhir Oktober: Festival Literasi dan Arsip Kota Yogyakarta 2025 |
|
|---|
| UPY Gelar Malam Inagurasi Sambut Mahasiswa Baru 2025/2026 |
|
|---|
| Hujan Deras Picu Insiden Tebing Longsor di Tegalrejo Yogyakarta, Akses Jalan Inspeksi Tertutup |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.