Pemkot Yogyakarta Kini Punya Data GeoTaktis, Intervensi Program Bakal Lebih Tepat Sasaran

Gebrakan GeoTaktis bukan sekadar inovasi, melainkan langkah maju Pemkot Yogyakarta dalam mengelola data pembangunan. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta meluncurkan Data GeoTaktis, sebuah inovasi data terintegrasi yang diklaim bakal membawa dampak signifikan pada kualitas hidup masyarakat.

Sistem ini menggabungkan data sektoral dari berbagai dinas dengan data kependudukan, menjamin setiap program pembangunan pemerintah akan lebih akurat, cepat, dan benar-benar menyentuh kebutuhan warga di lapangan.

Eksekutif pun menyebut, gebrakan GeoTaktis bukan sekadar inovasi, melainkan langkah maju Pemkot Yogyakarta dalam mengelola data pembangunan. 

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang berlatarbelakang dokter, menganalogikan sistem ini sebagai 'diagnosis' yang tajam bagi setiap 'penyakit' sosial di kota, mulai dari kemiskinan hingga masalah kesehatan.

"Kalau data tidak punya, apalagi data real-time, itu sama seperti dokter yang tidak tahu diagnosis pasiennya. Bagaimana mau mengobati," tegasnya, Kamis (9/10/2025).

GeoTaktis menjawab sebuah tantangan dengan cara memetakan masalah sampai ke titik lokasi spesifik, dengan menyasar langsung ke warga yang akan diitervensi.

Ia mencontohkan, data anak yang mengalami stunting dapat di-overlay dengan data kondisi rumah, fasilitas jamban, atau tingkat kesejahteraan keluarga.

"Hasilnya intervensi sangat terfokus. Misalnya dari 90 anak stunting, ternyata ada lima keluarga yang belum punya jamban sehat. Maka, fokus kita ke lima keluarga itu dulu. Jadi jelas, terarah dan cepat," papar Hasto. 

Dengan demikian, anggaran dan tenaga yang dikeluarkan Pemkot Yogyaakrta akan langsung berdampak nyata pada perbaikan kesejahteraan keluarga.

Selain penanganan masalah spesifik, GeoTaktis juga dapat membantu mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara lebih presisi. 

Wali Kota mendorong pemanfaatan data mikro dan data kontinyu, seperti penghasilan, untuk membuat pembagian desil (persepuluhan) masyarakat.

"Kalau kita punya data mikro dan data kontinu seperti penghasilan, kita bisa bikin desil, dari desil 1 sampai 10. Jadi nanti masyarakat bisa tahu, masuk desil berapa," jelasnya. 

"Bantuan sosial atau program peningkatan ekonomi akan disalurkan berdasar data yang detail dan terus diperbarui, menghilangkan risiko salah sasaran," urai Hasto.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) Kota Yogyakarta, Septi Sri Rejeki, menjelaskan, GeoTaktis merupakan bagian dari platform besar bernama BIJAK (Business Intelligent untuk Kebijakan Kota Yogyakarta).

Di dalamnya, terdapat deretan komponen penting bernama Biotaktis, yang secara khusus menyajikan data bio-spasial penduduk berisiko. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved