Antisipasi Tumpukan di Depo, Sampah di Kota Yogyakarta Bakal Dikelola Secara Real Time

Nantinya, seluruh depo dan TPS di Kota Yogya bakal terbebas dari gunungan limbah yang senantiasa dikeluhkan publik, karena mengganggu lingkungan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
BEBAS SAMPAH - Kondisi Depo Purawisata, di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta, yang tampak kosong dan bebas dari tumpukan sampah, Minggu (9/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta mematok target realisasi pengolahan sampah secara real time mulai akhir bulan April 2025 mendatang

Melalui terobosan tersebut, eksekutif mendorong kondisi depo maupun tempat pembuangan sementara (TPS) terbebas dari fenomena tumpukan limbah.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan, bahwa pihaknya mempunyai waktu sekitar dua pekan untuk mewujudkan pengolahan sampah real time.

Nantinya, seluruh depo dan TPS di Kota Pelajar pun bakal terbebas dari gunungan limbah yang senantiasa dikeluhkan publik, karena mengganggu lingkungan.

"Nanti sampah harian langsung diolah. Jadi, tidak ada lagi timbulan lindi dan sebagainya. Mulai minggu depan kita coba mengolah sampah harian, sambil menilai itu," katanya, Rabu (9/4/2025).

Menurutnya, unit-unit pengelolaan sampah yang kini dimiliki Pemkot Yogyakarta sudah mampu mengolah sekitar 230-235 ton limbah per harinya.

Baca juga: Daerah Istimewa Yogyakarta Usulkan Lahan 5 Hektare untuk Bangun Sekolah Rakyat di Bantul

Baik itu Unit Pengelolaan Sampah (UPS) menggunakan mesin pengolah RDF (Refused Derived Fuel), maupun alat pembakar limbah atau insinerator.

"Saya akan buktikan itu minggu depan, karena menurut laporan-laporan, prediksi-prediksi kan bisa. Nah, cobalah kita buktikan minggu depan," tegasnya. 

"Sudah kita cek kesiapan insinerator yang ada. sisanya bisa ke Panggungharjo atau Bawuran. Kita optimis dengan cara seperti ini sampah akan ter-manage dengan baik," urai Hasto.

Mantan Kepala BKKN RI itu berharap, ketika kondisi depo sampah sudah lebih kondusif, pola pembuangan warga masyarakat pun bisa semakin disiplin.

Dalam artian, publik tertib membuang limbah rumah tangganya lewat penggerobak dan tidak melakukan pembuangan liar di jalanan atau sungai.

"Saya kira tantangan kita tentang sampah ini adalah perubahan perilaku. Sekarang masih ada yang buang di luar depo, di pinggir jalan, dibuang ke sungai," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved