Potensi Peredaran Uang Selama Masa Libur Lebaran 2025 di Sleman Bisa Tembus Rp 1,6 Triliun 

Belanja pengeluaran dan pergerakan wisatawan yang datang selama periode libur idul Fitri 2025 di Kabupaten Sleman dinilai cukup tinggi

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
LIBUR LEBARAN - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, saat menyampaikan keterangan kepada media, Jumat (21/3/2025). Dispar memprediksi potensi peredaran uang selama Libur Lebaran di Sleman tembus Rp1,6 Triliun. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman memproyeksikan potensi peredaran uang dari wisatawan di Kabupaten Sleman selama libur lebaran berada di antara Rp600 miliar hingga Rp1,69 Triliun.

Alasannya, karena lama tinggal, belanja pengeluaran dan pergerakan wisatawan yang datang selama periode libur idul Fitri 2025 di Kabupaten Sleman dinilai cukup tinggi. 

Akan tetapi kondisi cuaca, efisiensi hingga daya beli masyarakat yang menurun bakal turut mempengaruhi proyeksi tersebut. 

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid, mengatakan potensi peredaran uang wisatawan sebanyak itu di Sleman dihitung dari rata-rata lama tinggal (length of stay) wisatawan dikalikan perkiraan jumlah kunjungan dan dikalikan dengan rata-rata pengeluaran atau belanja wisatawan.

Adapun di libur periode lebaran tahun ini, yang dihitung tanggal 22 Maret - 6 April 2025, Dinas Pariwisata menargetkan 300-500 ribu pergerakan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman. 

Rata-rata lama tinggal wisatawan di Kabupaten Sleman 2-2,25 hari dengan rerata belanja yang dikeluarkan, mulai dari untuk akomodasi, makan minum, tiket masuk destinasi hingga belanja oleh-oleh sekira Rp1 juta-Rp1,5 juta per orang. 

"Jika semua itu dikalikan, maka ketemu angka itu. Peredaran uang dari wisatawan berada di antara Rp600 miliar sampai dengan Rp1,69 Triliun," kata Ishadi, Jumat (21/3/2025). 

Ishadi optimis target pergerakan wisatawan libur lebaran di Sleman dapat tercapai.

Sejauh ini, persiapan untuk menyambut kedatangan wisatawan di Bumi Sembada terus dilakukan.

Sesuai edaran dari Kementerian Pariwisata, pihaknya berkomitmen menghadirkan penyelenggaraan wisata yang aman, nyaman dan menyenangkan. 

Baca juga: Razia Malam, Seluruh Kamar Hunian Warga Binaan di Lapas Sleman Digeledah

Untuk menghadirkan experience itu, kata Ishadi, pihaknya telah menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada pengelola destinasi, desa wisata, hotel, restoran, maupun pusat perbelanjaan.

Edaran yang berisi 10 poin penting itu diharapkan agar pelaku wisata di Kabupaten Sleman benar-benar siap menyambut kedatangan wisatawan libur lebaran.

Di antaranya, meminta kepada pelaku wisata agar melakukan kalibrasi atau uji petik keamanan, kelayakan serta melakukan perawatan secara berkala terhadap fasilitas atau wahana wisata. 

"Terutama wahana dengan tingkat resiko cukup tinggi secara rutin kami minta dilakukan pengecekan dan jika terdapat kerusakan maka segera diperbaiki. Ini penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan, baik karyawan maupun wisatawan," kata dia. 

Pengelola wisata juga diminta mewaspadai perkembangan perubahan cuaca.

Utamanya destinasi yang berada di lereng gunung Merapi, pengelola diminta rutin memperhatikan informasi yang dikeluarkan BMKG terkait potensi terjadinya bencana alam.

Pengelola juga diminta mematuhi arahan yang dikeluarkan BPPTKG maupun BPBD Kabupaten Sleman apabila terjadi peningkatan aktivitas vulkanik gunung Merapi yang mengakibatkan perubahan status kebencanaan. 

Tidak kalah penting, bagi pelaku usaha kuliner juga diminta tertib. Artinya tidak menaikkan harga makanan seenaknya sendiri melebihi batas kewajaran. 

"Saya minta pelaku usaha kuliner ini memasang tarif harga, sehingga wisatawan yang ingin membeli mengetahui harganya. Ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Istilahnya jangan aji mumpung karena ini kan merusak citra pariwisata Kabupaten Sleman," ujar dia. 

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan pihaknya sudah mewanti-wanti terkait potensi terjadinya ledakan wisatawan di momen libur lebaran.

Pasalnya, pasca merayakan hari raya, biasanya banyak masyarakat yang akan menghabiskan waktu libur untuk berwisata.

Maka, Ia menekankan agar ada pengawasan yang dilakukan supaya tidak terjadi hal yang merugikan wisatawan dan membuat citra pariwisata di Kabupaten Sleman jelek . 

"Seperti tahun sebelumnya, usaha kuliner membuat ulah yang nuthuk wisatawan. Ini jangan sampai terjadi lagi. Pelayanan juga mesti ditingkatkan. Wisatawan dilayani dengan baik karena ini menyangkut citra pariwisata Sleman. Satu orang berbuat ulah, beritanya berimbas ke seluruh Sleman. Makanya ini hati-hati, jangan aji mumpung," kata dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved