Kolaborasi Kampus, Keraton Yogyakarta dan Pemerintah Wujudkan Pembinaan UMKM Berbudaya

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menegaskan bahwa usaha di Yogyakarta memiliki kreativitas dan inovasi luar biasa

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
BINCANG-BINCANG: Talkshow Pojok Rektor menghadirkan Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Prof. Suyanto; Kepala Diskop UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi dan Ketua Kadin DIY, GKR Mangkubumi di Kampus Amikom, Rabu (12/3/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Talkshow Pojok Rektor yang digelar perdana di Universitas Amikom Yogyakarta menghadirkan diskusi tentang peran Keraton Yogyakarta dan Pemerintah DIY dalam melestarikan budaya serta mendorong pertumbuhan UKM di DIY. 

Acara ini merupakan kolaborasi antara Universitas Amikom Yogyakarta, Dinas Koperasi dan UKM DIY, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Radio MQFM Jogja, dan Adi TV, Rabu (12/3/2025).

Adapun tema besar dari talkshow ini adalah Bazaar Ramadhan Amikom: Expose Produk Usaha Mikro. Di halaman kampus Universitas Amikom Yogyakarta itu juga ada sederet pengusaha mikro yang menjajakan makanan, minuman maupun jasanya di bulan Ramadan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menegaskan bahwa usaha di Yogyakarta memiliki kreativitas dan inovasi luar biasa yang berkontribusi besar terhadap pemerataan ekonomi.

Namun, ia mengingatkan bahwa aspek budaya juga harus menjadi perhatian utama dalam menjalankan usaha.

“Pengusaha harus tahu budaya. Yang penting bukan hanya untung, tapi juga bagaimana melindungi konsumen, menjaga tatanan, serta cara menyapa pengunjung. Ini budaya Yogya yang harus kita bawa,” ujarnya. 

Ia menekankan bahwa dalam pendampingan UMKM, aspek budaya Keistimewaan Yogyakarta telah dimasukkan dalam modul pelatihan, sehingga nilai-nilai budaya bisa menjadi bagian dari hati nurani pelaku usaha.

Siwi juga menegaskan pentingnya menjaga kejujuran dalam bisnis.

“Tidak boleh kita menipu di produknya. Jangan sampai produk itu buat nipu,” katanya, menekankan pentingnya integritas dalam berwirausaha.

Senada dengan itu, Ketua Kadin DIY yang juga Putri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, menyoroti hubungan erat antara pariwisata dan budaya dalam pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, budaya harus menjadi pondasi utama bagi industri wisata di Yogyakarta.

“Pariwisata dan budaya ini harus berjalan seiring. Kalau hanya pariwisata, yang berkembang mungkin hanya hotel. Tapi kalau berbasis budaya, homestay, keramahan, serta pengalaman tinggal di rumah warga bisa menjadi daya tarik utama,” jelasnya.

Gusti Mangkubumi juga mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta terus meningkat.

Setiap akhir pekan, sekitar 20 ribu orang masuk ke kota ini menggunakan kereta api. Hal ini menunjukkan potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil dan menengah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved