DIY Puncaki Daftar Nasional Penyakit Jantung, Dinkes Dorong Warga Lebih Sadar Hidup Sehat
Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menilai data tersebut belum dapat menjadi kesimpulan tunggal untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati posisi pertama dengan prevalensi penyakit jantung tertinggi di Indonesia, yakni sebesar 1,67 persen dari total populasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2025.
Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menilai data tersebut belum dapat menjadi kesimpulan tunggal untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah ini.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr Akhmad Akhadi, menjelaskan bahwa angka prevalensi yang dirilis Kemenkes bersumber dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Survei tersebut, menurutnya, tidak sepenuhnya mencerminkan situasi riil karena berbasis sampel, bukan data klinis seluruh penduduk.
“Prevalensi penyakit jantung di DIY sebesar 1,67 persen, sementara prevalensi nasional hanya 0,85 persen,” ujar Akhmadi saat dikonfirmasi, Jumat (10/10).
“Namun angka itu berasal dari hasil survei, bukan dari data rekam medis secara keseluruhan, sehingga tidak bisa langsung disimpulkan bahwa masyarakat Yogyakarta paling banyak menderita penyakit jantung.”
Dalam rilis resmi Kemenkes, tiga provinsi dengan prevalensi tertinggi penyakit jantung ialah DIY (1,67 persen), Papua Tengah (1,65 persen), dan DKI Jakarta (1,56 persen).
Data Rumah Sakit Menunjukkan Tren Menurun
Berdasarkan data Surveilans Terpadu Rumah Sakit (RS) yang dipegang Dinkes DIY, tren kasus penyakit jantung dalam dua tahun terakhir justru menunjukkan penurunan.
Pada tahun 2023, tercatat 1.673 pasien dengan penyakit jantung koroner dan 210 di antaranya meninggal dunia. Sementara pada tahun 2024, jumlah pasien turun menjadi 1.120 orang dengan 178 kematian.
“Data itu berasal dari rumah sakit yang merawat pasien penyakit jantung koroner. Tapi belum semuanya jelas apakah pasien itu berasal dari DIY atau dari luar daerah,” papar Akhmadi.
Didominasi Lansia, tapi Anak Muda Juga Mulai Terpapar
Dari sisi kelompok umur, penderita penyakit jantung di DIY didominasi oleh kelompok usia di atas 60 tahun. Meski demikian, kasus pada kelompok muda juga mulai ditemukan.
“Umur 20–44 tahun ada sebanyak 86 orang, umur 45–54 tahun 209 orang, umur 55–59 tahun 203 orang, umur 60–69 tahun 480 orang, dan umur di atas 70 tahun sebanyak 311 orang. Itu data tahun 2024,” jelasnya.
Akhmadi menyebut, gaya hidup menjadi faktor dominan penyebab penyakit jantung. Pola makan tinggi lemak, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok berperan besar terhadap meningkatnya risiko penyakit tersebut.
“Faktor yang menimbulkan penyakit jantung adalah gaya hidup, termasuk pola makan dan minim aktivitas fisik. Merokok, overweight sampai obesitas juga menjadi penyebabnya. Penyakit penyerta paling banyak adalah diabetes melitus,” ungkapnya.
Untuk menekan angka kasus penyakit jantung, Dinkes DIY terus memperkuat upaya promotif dan preventif di masyarakat. Pemerintah daerah juga mengintensifkan edukasi gaya hidup sehat dan pemeriksaan dini penyakit tidak menular (PTM).
“Kami telah melakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat, menyediakan layanan cek kesehatan gratis, skrining penyakit tidak menular, serta memperkuat pelayanan jantung dan pembuluh darah di kabupaten dan kota,” kata Akhmadi yang juga menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Jiwa Grhasia.
Meski mencatat prevalensi tertinggi secara nasional, Akhmadi menegaskan pentingnya membaca data dengan hati-hati. Ia berharap masyarakat tidak panik, melainkan menjadikan informasi tersebut sebagai dorongan untuk lebih sadar menjaga kesehatan jantung.
Ekonom UGM Ingatkan Pemda DIY untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Agar Konsumsi Terdongkrak |
![]() |
---|
Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai Diperketat, Ini Respons Pedagang Pasar Beringharjo |
![]() |
---|
Aturan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai di Jogja Diperketat, Target Reduksi 20 Persen Limbah |
![]() |
---|
Ketua Komisi A DPRD DIY Minta Kemenkeu RI Kaji Ulang Pemangkasan TKD |
![]() |
---|
Event Selasa Wagen Siap Meramaikan Malioboro pada Oktober 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.