Solusi Baru Pemda DIY untuk Sampah Sekolah, Insinerator dengan Emisi Rendah
Pemda DIY baru-baru ini meluncurkan purwarupa insinerator sampah yang dirancang untuk mengelola sampah di lingkungan sekolah-sekolah.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sampah telah menjadi masalah besar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pesatnya perkembangan sektor pariwisata serta industri.
Volume sampah yang terus meningkat, baik dari rumah tangga, wisatawan, hingga limbah industri, menjadi tantangan besar bagi sistem pengelolaan sampah yang ada.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masalah pengelolaan sampah masih jauh dari selesai.
Oleh karena itu, diperlukan solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan untuk menghadapinya.
Sebagai langkah dalam mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) baru-baru ini meluncurkan purwarupa insinerator sampah yang dirancang untuk mengelola sampah di lingkungan sekolah-sekolah.
Peluncuran alat pengolah sampah berbasis pembakaran ini berlangsung pada Jumat (14/2/2025) di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY.
Insinerator ini diharapkan dapat mengurangi beban pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh sekolah-sekolah di DIY, sekaligus memberikan manfaat tambahan seperti produksi pupuk organik dan paving block dari hasil pembakaran sampah.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menyampaikan bahwa pengembangan insinerator ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengolahan sampah, tanpa mengesampingkan dampak lingkungan.
Beny menekankan dua aspek penting yang menjadi perhatian utama dalam pengembangan alat ini, yaitu polusi asap dan kebisingan yang dihasilkan selama proses pembakaran sampah.
“Dua hal utama yang menjadi perhatian dalam uji coba ini adalah polutan asap dan kebisingan. Kami terus melakukan riset agar emisi asap bisa dikurangi semaksimal mungkin. Tentu kami tidak bisa sepenuhnya menghilangkan polusi, tetapi setidaknya bisa diminimalkan agar lebih ramah lingkungan,” ujar Beny.
Selain itu, Beny juga mengungkapkan bahwa residu dari hasil pembakaran sampah yang berupa padatan maupun cairan memiliki potensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Pemda DIY berencana melakukan sosialisasi agar masyarakat dapat memahami manfaat dari residu tersebut, sebelum akhirnya menghitung potensi keekonomiannya.
"Kami akan terus melakukan riset dan sosialisasi agar masyarakat bisa memahami manfaat dari residu yang dihasilkan," tambah Beny.
Baca juga: Imbas Pembuangan Liar di Kulon Progo, Pemkot Yogyakarta Dorong Hotel Konsisten Kelola Sampah Mandiri
Penggunaan Insinerator di Sekolah-sekolah dan Rencana Pengembangan
Insinerator ini direncanakan akan diterapkan di 10 sekolah pada tahun pertama.
DIY Raih Tiga Kategori Penghargaan di Smart Province 2024, Kolaborasi Pemerintah–Swasta Ditekankan |
![]() |
---|
Pemda DIY Perkuat Ketahanan Pangan melalui Lima Strategi Utama |
![]() |
---|
Pemangkasan Subsidi Rp6,8 Miliar, Bus Trans Jogja Berpotensi Kurangi Jalur dan Jam Operasional |
![]() |
---|
Enam Embung Baru Diusulkan untuk DIY, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Tegaskan Tak Akan Lobi Pusat Meski Danais DIY Dipangkas, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.