Pedagang Teras Malioboro 2 Kembali Gelar Unjuk Rasa, Ini Respon Pemda DIY
PKL merasa penjualan di lokasi baru masih sepi dan berharap pemerintah daerah memberikan kepastian serta fasilitas yang lebih untuk mendukung
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pedagang Teras Malioboro (TM) 2 yang kini berada di lokasi baru di Ketandan dan Beskalan kembali menggelar aksi unjuk rasa, Jumat (7/2/2025) petang.
Para pedagang tersebut menuntut pemenuhan jaminan hidup pascarelokasi.
Mereka merasa penjualan di lokasi baru masih sepi dan berharap pemerintah daerah memberikan kepastian serta fasilitas yang lebih untuk mendukung kelangsungan usaha mereka.
Aksi demonstrasi yang berlangsung pekan lalu itu menuntut beberapa hal, di antaranya jaminan hidup pascarelokasi, transparansi proses relokasi, serta penerapan tata kota yang lebih partisipatif.
Mereka juga menuntut agar Malioboro sebagai ruang publik tetap dapat memberikan manfaat yang merata bagi seluruh pihak.
Relokasi pedagang Teras Malioboro 2 telah dilaksanakan sejak awal tahun lalu, seiring dengan upaya penataan Kawasan Sumbu Filosofi, yang baru-baru ini mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Lokasi yang semula digunakan pedagang sebagai tempat jualan sementara itu kini akan difungsikan menjadi Jogja Planning Gallery (JPG).
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menanggapi tuntutan tersebut dengan menegaskan bahwa pemerintah daerah telah mengakomodasi jaminan hidup bagi pedagang yang terdampak relokasi.
Menurutnya, sejak awal telah ada kesepakatan bersama antara pemerintah dan pedagang yang mencakup perpindahan dalam jangka waktu dua tahun serta berbagai fasilitas pendukung, seperti kebersihan, air, dan keamanan.
“Jaminan hidupnya sudah ada, supaya mereka bisa bersaing di pasar. Ini adalah bagian dari mekanisme pasar yang membutuhkan adaptasi,” kata Beny, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: Warga Kesal, Aksi Damai Eks PKL Teras Malioboro 2 Blokade Jalan Ricuh hingga Terjadi Baku Hantam
Pemerintah, lanjut Beny, terus berupaya memberikan dukungan bagi pedagang, termasuk dengan strategi promosi dan pertunjukan untuk menarik pengunjung ke Teras Malioboro.
Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan berjualan bukan hanya bergantung pada lokasi yang ditentukan, melainkan juga pada daya saing pedagang itu sendiri.
“Menjual produk yang sama di satu lokasi bukanlah strategi yang efektif. Pedagang perlu berinovasi agar tetap diminati pembeli,” ujarnya.
Beny juga menghormati hak para pedagang untuk menyuarakan aspirasi mereka melalui aksi unjuk rasa.
Namun ia menekankan pentingnya dialog untuk mencapai solusi terbaik tanpa harus berlarut-larut dalam demonstrasi.
Puluhan Buruh Taru Martani Gelar Unjuk Rasa di DPRD DIY, Sebut Dirut Galak dan Uang Lembur Dipangkas |
![]() |
---|
Buruh di DIY Gelar Aksi di DPRD, Suarakan Enam Tuntutan Nasional |
![]() |
---|
VIDEO NEWS : POLISI TENDANG, PUKUL, SERET DAN TANGKAP PENDEMO DI DEPAN GEDUNG DPR |
![]() |
---|
Ratusan Sopir Truk Unjuk Rasa Tolak Kebijakan ODOL, DPRD Gunungkidul Janji Tindaklanjuti |
![]() |
---|
Penambang Sungai Progo Desak Percepatan Izin Pompa Mekanik, Pemda DIY Akan Tinjau Lokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.