Merawat Sumber Air demi Peradaban Masa Depan, Sultan Bersama Anak-Cucu Tanam Pohon di Lereng Merapi
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengajak putri sulung, GKR Mangkubumi, berikut cucu dan para pemuda
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pesan baik untuk merawat sumber air dengan menjaga kelestarian lingkungan datang dari Yogyakarta di awal tahun 2025.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengajak putri sulung, GKR Mangkubumi, berikut cucu dan para pemuda organisasi lintas iman, menanam pohon di Nawang Jagad, Kaliurang, Kabupaten Sleman.
Kegiatan bertajuk air untuk masa depan peradaban ini sengaja melibatkan organisasi kepemudaan, dengan harapan menumbuhkan kesadaran bersama dan menyebarluaskan gerakan baik tersebut.
Kepala Bebadan Pangersaloka Keraton Ngayogyakarta, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo bercerita, inisiasi kegiatan ini bermula dari pertemuan dirinya dengan para Ketua Umum organisasi kepemudaan lintas iman di Kalurahan Minomartani, Ngemplak menjelang Natal akhir tahun lalu.
Pertemuan bulan Desember tersebut melahirkan sebuah ide untuk mengawali tahun 2025 dengan penanaman pohon demi kelancaran air.
Tema besarnya, air untuk masa depan peradaban.
Ia lalu bercerita, tentang lahirnya Bebadan Pangersaloka, di bawah naungan GKR Mangkubumi, yang tugasnya menanggulangi permalasahan lingkungan, di tengah tantangan dan perkembangan zaman.
Menurut dia, permalasahan yang paling krusial adalah bagaimana mengembalikan gunung sebagaimana fungsinya.
"Sesuai arahan Ngarso Dalem, Gunung bali gunung, atau gunung kembali menjadi gunung. Bagaimana kita bisa melestarikan daerah lingkungan di Daerah Istimewa Yogyakarta ini Supaya kembali seperti peruntukannya, karena air dan lingkungan ini adalah sumber kehidupan bersama. Permasalahan lingkungan ini biasanya tidak terlihat, sampai sudah terjadi. Ketika sudah muncul dan sudah terjadi, itu artinya sudah terlambat," katanya.
Lokasi penanaman pohon ini berada di Nawang Jagad.
Lokasi tersebut sengaja dipilih bukan tanpa alasan. Menurut Marrel, Nawang Jagad merupakan destinasi wisata di lereng Gunung Merapi yang pada saat pandemi covid-19 mendapatkan alokasi Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Gubernur DIY tahun 2020-2021.
Bantuan tersebut diharapkan agar destinasi di lereng Merapi tersebut dikembangkan menjadi wisata berbasis alam melalui konsep eco tourism dan green tourism.
Pengembangan destinasi yang sepenuhnya dikelola para pemuda Kaliurang itu sedari awal tidak mengubah bentuk alam.
Semua dibiarkan sesuai dengan kontur alam pegunungan. Menawarkan keindahan alam dengan view gunung Merapi.
Hal serupa juga dilakukan Tankaman Park. Para pemuda setempat saling berproses, berkonsolidasi, hingga akhirnya membentuk hubungan kepemudaan yang solid dan mengelola destinasi sejak tahun 2020.
"Akhirnya sekarang bisa memberikan hasil tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. Dari dua lokasi ini, memberikan pengetahuan mengenai bahwa wisata tidak harus membangun bangunan permanen, wisata tidak harus merusak bentang alam. Wisata bisa bersahabat dengan alam," ujar Marrel.
Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa, Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi mengatakan, sesuai yang disampaikan Ngarso Dalem, air di Yogyakarta kondisinya sudah sangat berkurang, terutama pasca erupsi gunung Merapi tahun 2010.
Sebab, selain membuat aliran sungai banyak yang tertutup lahar, erupsi cukup besar juga menyebabkan kerusakan di lereng gunung Merapi, banyak pohon yang mati ditambah aktivitas pertambangan dan pencemaran sehingga sumber air bersih berkurang.
"Memang tidak bisa dipungkiri, pasirnya Merapi luar biasa tapi bukan berarti berkah dari Tuhan itu, dari Gunung itu untuk (dinikmati) diri sendiri. Bagiamana dengan warga. Warga juga memerlukan air, lingkungan sehat, udara yang baik. Kita ingin mengajak bersama sama saling menjaga alam, menjaga bumi lebih baik," ujar Mangkubumi.
Saat ini, kata dia, Keraton Ngayogyakarta sedang berupaya melakukan penataan di dua kawasan. Yaitu di lereng gunung Merapi dan juga di Pantai Parangtritis atau Parangkusumo.
Di kawasan Pantai Selatan ditata kembali untuk mengembalikan gumuk pasir yang hanya ada dua di dunia yakni Perancis dan di Yogyakarta.
Namun di Yogyakarta kondisinya semakin terkikis dari semula 400 hektar, fakta di lapangan kini hanya tinggal 17 hektar saja.
"Nah dua hal ini, kami ingin ada penataan agar baik lagi," kata dia.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sultan HB X mengungkapkan melalui penanaman pohon diharapkan lereng gunung Merapi kembali ditumbuhi banyak pohon sehingga memunculkan mata air baru yang memungkinkan bisa dinikmati masyarakat sekitar maupun di bawahnya.
Dalam kesempatan itu, Sultan juga mengucapkan terimakasih kepada para organisasi kepemudaan lintas iman yang turut serta terlibat dalam kegiatan penanaman pohon.
"Semoga fondasi yang diletakkan ini, bisa memberikan kesadaran baru bagi masyarakat untuk tidak merusak hutan. Tapi sebaliknya, kesediaan untuk menanam kembali ini makin banyak. Alam jangan dirusak tapi bagaimana kita bisa menjaga, karena ini bentuk pelestarian yang bisa dimanfaatkan anak cucu kita sendiri," katanya.
Ada 7 organisasi kepemudaan lintas iman yang hadir dalam gerakan penanaman pohon ini.
Antara lain Gerakan Pemuda Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Kristen (GAMKI), Pemuda Budha (Gemabudhi), Pemuda Hindu (Peradah) dan Pemuda Konghucu (Gemaku). Kegiatan juga dihadiri Taprof bidang Ideologi Lemhanas, AM Putut Prabantoro.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Addin Jauharudin yang terlibat dalam penanaman pohon ini mengatakan, lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia.
Sebab, di dalam lingkungan bukan hanya soal air, pohon dan tanah saja, melainkan juga soal udara maupun bunyi bunyian yang berada di dalamnya.
Semua itu saling berpadu menjadi harmoni yang mampu memberikan energi positif. Baginya, kegiatan penanaman pohon di awal tahun 2025 ini sangat penting.
"Ini menjadi pemantik dan menjadi stimulus bagi kami untuk mengembangkan pola serupa di seluruh daerah," kata Addin.(*)
Sri Sultan Hamengku Buwono X
GKR Mangkubumi
Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo
Tanam Pohon
Lereng Merapi
Sleman
Sri Sultan HB X Harap PORDA DIY 2025 Jadi Ajang Pembinaan Atlet Berkelanjutan |
![]() |
---|
Pengawas Dinkes Sleman Sebut Aspek Penyebab Keracunan MBG di Berbah: Makanan Tidak Segera Dimakan |
![]() |
---|
Dinkes DIY Perketat Pengawasan MBG seusai 137 Pelajar di Berbah Sleman Jadi Korban Keracunan |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Keracunan MBG Pelajar di DIY, Ombudsman: Program Nyaris Tanpa Pengawasan, Pelanggaran Nir Sanksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.