Lebih dari 30 Ekor Sapi di Gunungkidul Dilaporkan Suspek PMK, Ini Langkah yang Dilakukan DPKH
Baru-baru ini berdasarkan data yang dilaporkan ke pihak DPKH Gunungkidul, jumlah sapi suspek PMK lebih dari 30 ekor.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Gunungkidul semakin meluas, setidaknya puluhan sapi dilaporkan suspek penyakit tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan baru-baru ini berdasarkan data yang dilaporkan ke pihaknya jumlah sapi suspek PMK lebih dari 30 ekor.
Adapun rincian penyebarannya, di Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan dilaporkan sebanyak 15 ekor sapi suspek PMK.
Lalu, di Padukuhan Wonolagi, Kalurahan Giriasih, Kapanewon Purwosari juga dilaporkan sebanyak 15 ekor sapi.
Serta, beberapa ekor lagi dilaporkan dari kapanewon lain seperti Karangmojo dan Girisubo.
"Sedangkan untuk yang mati masih terus dilakukan pendataan, sebagian besar yang mati itu masih anakan," ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (30/12/2024).
Ia menambahkan untuk langka preventif agar penyakit PMK tidak semakin meluas, pihaknya akan mempercepat pemberian vaksin, utamanya di wilayah yang sudah terjangkit.
"Saat ini kami fokus pencegahan dengan menyuntikan sebanyak 375 dosis vaksin mulai hari ini, vaksin ini didapatkan dari Dinas kesehatan DIY, dan ditargetkan selesai besok hari,"paparnya.
Baca juga: Belasan Ekor Sapi di Gunungkidul Mati Karena PMK
Selain itu, pihaknya memberikan desinfektan kepada peternak dan mengimbau untuk meningkatkan kebersihan kandang.
Menurutnya, pentingnya menerapkan biosecurity untuk mencegah penyebaran penyakit PMK, mulai dari mencuci tangan sebelum dan setelah masuk ke kandang, mencuci baju yang digunakan setelah melihat sapi, hingga memisahkan sapi yang sehat dengan yang sakit.
"Jangan gegabah berpindah dari satu kandang ke kandang lain tanpa membersihkan diri berpotensi membawa virus terhadap ternak. Kami juga meminta peternak menjaga kebersihan kandang setiap hari," tambahnya.
Pihaknya pun berencana mengusulkan tambahan desinfektan ke Pemerintah Provinsi dan BPBD jika alokasi dari APBD habis.
"Kami sudah mengusulkan agar diberi tambahan desinfektan, untuk sejauh ini memang baru itu yang kami usulkan,"ungkap dia.
Sementara itu, Lurah Pampang, Saeful Hamid, membenarkan sebanyak 15 sapi di wilayahnya mati akibat dugaan PMK, sementara belasan lainnya menunjukkan gejala penyakit serupa.
Hewan Ternak Mati karena Penyakit Menular, 14 Peternak di Gunungkidul Mendapat Kompensasi |
![]() |
---|
Pemuda Asal Temon Kulon Progo Diamankan Polisi Karena Kedapatan Simpan Puluhan Pil Sapi |
![]() |
---|
Produksi Susu Sapi di Sleman Belum Pulih Pasca-wabah PMK |
![]() |
---|
Koperasi di Sleman Mulai Ujicoba Produksi Susu Pasteurisasi Buat Pasok Program MBG |
![]() |
---|
DPP Kulon Progo Terjunkan Tim Selidiki Serangan Hewan Liar pada Ternak di Nanggulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.