DPKP DIY Jaring 20.000 Pemuda di Sleman dan Gunungkidul untuk Jadi Petani Melalui Program YESS
Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian tersebut bertujuan untuk mencetak petani muda, sekaligus regenerasi petani.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY jaring 20.000 pemuda di Sleman dan Gunungkidul untuk mengikuti program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS).
Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian tersebut bertujuan untuk mencetak petani muda, sekaligus regenerasi petani.
Plt. Kepala DPKP DIY, R. Hery Sulistio Hermawan mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi dan penjaringan.
Menurut dia, untuk mendata 20.000 pemuda di dua kabupaten tersebut tidak mudah. Sehingga sosialisasi harus dilakukan terus-menerus.
“Program YESS itu nanti realisasinya 2025. Jadi masing-masing kabupaten (Sleman dan Gunungkidul) itu 10.000. Ini sudah mulai penjaringan dan sosialisasi kepada PPL, pihak kalurahan, organisasi kemitraan, organisasi kelompok, dan lain-lain. Untuk 10.000 per kabupaten itu kan banyak, sehingga kami sosialisasikan lebih awal,” katanya, Jumat (15/11/2024).
“Kalau sudah sosialisasi kan nanti akan terseleksi, yang akan terlibat siapa saja. Kami hanya perpanjangan tangan dari pemerintah pusat,” sambungnya.
Baca juga: Prabowo Sahkan Aturan Baru, Utang Pelaku UMKM Petani dan Nelayan Akan Dihapus, Maksimal Rp 500 Juta
Ia menerangkan nantinya 20.000 pemuda dari Sleman na Gunungkidul akan mendapatkan pelatihan dan pengembangan potensi yang dimiliki, baik itu peternakan, hortikultura, tanaman pangan, teknologi pertanian, perkebunan, dan lain-lain.
Melalui bimbingan teknis yang diberikan, diharapkan dapat menginspirasi petani-petani muda lainnya.
Selain mendapatkan pelatihan, petani muda yang mengikuti program YESS juga akan menerima hibah dari Kementerian Pertanian.
“Jadi nanti mereka akan didampingi sampai usahanya berjalan dan mandiri. Setelah kuat dan lebih mandiri, baru dilepas. Sehingga benar-benar mendapatkan penguatan. Harapannya bisa menginspirasi petani-petani muda yang lain,” terangnya.
Menurut dia, regenerasi petani memang sangat dibutuhkan.
Hal itu karena petani di DIY memang masih didominasi oleh petani yang berusia 55 tahun ke atas. Bahkan persentasenya mencapai 57 persen.
Untuk itu, pihaknya pun berupaya untuk menarik minat generasi muda agar terjun ke sektor pertanian.
“Selain dari program YESS, kami di DIY juga berupaya untuk menumbuhkan petani milenial. Kami lakukan sosialisasi dan berbagai kegiatan. Memang generasi muda ini kan beda, dengan yang senior, sehingga pendampingan yang kami lakukan juga perlu disesuaikan dengan minat mereka,” imbuhnya. (*)
Petani Muda Yogyakarta Gelar Pekan Organik, Panen Bersama untuk Pertanian Berkelanjutan |
![]() |
---|
Petani Gunungkidul Terapkan Program Bagi Hasil Budidaya Bawang Merah di Lahan Kalurahan |
![]() |
---|
Dinkes Gunungkidul Catat 9 Kasus Leptospirosis Hingga Juni 2025, Mayoritas Dialami Petani |
![]() |
---|
Dosen UGM soal Jumlah Petani RI Menurun: Siswa Perlu Dikenalkan Inovasi Pertanian Modern Sejak Dini |
![]() |
---|
Film Seribu Bayang Purnama Siap Tayang 3 Juli, Berlatar Jogja Angkat Kehidupan Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.