Petani di Kulon Progo Diimbau Waspadai Serangan Tikus hingga Penyakit Tanaman Padi

Pihaknya mulai menggencarkan gerakan pengendalian hama tikus, termasuk di Pronosutan. Supomo mengatakan antisipasi terutama di Nanggulan

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
IMBAU PETANI: Koordinator POPT, DPP Kulon Progo, Supomo saat memberikan arahannya pada para petani di Padukuhan Pronosutan, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Rabu (19/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Serangan tikus dan penyakit pada tanaman padi di awal musim tanam pertama diwaspadai. 
  • Koordinator POPT Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Supomo mengatakan antisipasi terutama perlu di Nanggulan dan Girimulyo.

 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Petani diimbau untuk mewaspadai serangan tikus hingga penyakit pada tanaman padi di awal musim tanam pertama ini. Pasalnya, produktivitas panen berpotensi menurun jika serangan tersebut tidak dikendalikan.

Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo, Supomo mengatakan antisipasi terutama perlu dilakukan di Kapanewon Nanggulan dan Girimulyo.

"Sebab dua kapanewon ini merupakan daerah endemik bagi tikus," katanya ditemui di Bulak Pronosutan, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan pada Rabu (19/11/2025).

Pengendalian hama tikus

Pihaknya pun mulai menggencarkan gerakan pengendalian hama tikus, termasuk di Pronosutan. Supomo mengatakan ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama tikus.

Antara lain, umpan beracun hingga emposan. Umpan beracun dan emposan memanfaatkan bahan aktif berupa belerang yang mematikan bagi tikus, namun tetap aman bagi tanaman padi.

"Emposan bisa dibuat secara mandiri dan biayanya lebih murah 50 persen dibandingkan beli siap pakai," jelas Supomo.

Ia mengatakan serangan tikus saat ini masih minim. Namun petani perlu waspada serangan tikus saat tanaman padi mulai masuk fase persemaian alias generatif.

Imbau petani

Supomo turut mengimbau petani waspada terhadap serangan penyakit pada tanaman padi. Terutama dengan curah hujan tinggi di musim penghujan seperti saat ini.

"Biasanya bisa berupa jamur dan bakteri, namun saat ini masih nihil," ujarnya.

Dukuh Pronosutan, Edi Darmawan mengatakan petani wilayahnya rutin melakukan pengendalian hama tikus. Setidaknya bisa sampai 3 kali dalam satu kali musim tanam padi.

Tikus biasanya hidup dalam lubang yang berada di pematang sawah. Mereka kemudian keluar untuk menggerogoti batang tanaman padi yang masih muda sehingga menyebabkan kerusakan.

Edi mengatakan bahwa hama tikus bisa menyebabkan kerugian sekitar Rp 8 juta bagi petani. Kerugian muncul dari biaya pengeluaran petani untuk musim tanam padi yang bisa mencapai Rp 40 juta per hektare (ha).

"Hasil panennya bisa sampai 8 ton per ha, tapi serangan tikus bisa membuat hasil panen menurun," jelasnya.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved