Nasib Guru Honorer di Sleman, Gaji Hanya Pas-pasan untuk Penuhi Kebutuhan Hidup
Jumlah tersebut terbilang pas-pasan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Nasib tenaga guru honorer di Kabupaten Sleman terbilang masih cukup memprihatinkan.
Mereka direkrut dan dibutuhkan sekolah untuk mengatasi problem kekurangan guru, tetapi dibayar rendah, padahal pekerjaan yang diemban tidaklah mudah.
Nia, seorang guru sekolah negeri di Sleman, misalnya.
Ia mendapatkan honor bulanan di kisaran Rp1,2 juta.
Jumlah tersebut terbilang pas-pasan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
"Untuk layak dan tidak layak sebenarnya tergantung kebutuhan. Tapi, menurut saya itu masih pas-pasan. Habis untuk keseharian saja dan untuk diri sendiri. Belum bisa menabung, belum bisa membayangkan kalau sudah ada keluarga. Harus memutar otak lagi," katanya, Selasa (5/11/2024).
Nia sudah mengabdi menekuni profesi sebagai guru honorer empat tahun lalu, tepatnya sejak Januari 2021.
Gaji yang diterima, dihitung berdasarkan jam pelajaran.
Nia mengajar 18 jam per Minggu.
Ia tidak memiliki kuasa untuk menambah jam pelajaran lebih banyak.
Karena kebijakan tersebut ditentukan pihak sekolah dan biasanya jam mengajar diutamakan untuk memenuhi target dari guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk kebutuhan sertifikasi.
Baca juga: Problematika Guru Honorer di Indonesia: Ada Komitmen Peningkatan Kesejahteraan, tapi Fiskal Terbatas
Jika dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Sleman 2024 yang berada diangka Rp2,3 juta, maka honor bulanan yang diterima Nia masih jauh dari kata layak.
Ia berharap, ke depan kesejahteraan bisa dirasakan merata semua guru dengan kebijakan yang memihak kepada guru honorer.
"Harapan saya adalah semoga untuk ke depannya ada kebijakan tertentu untuk honorer, diberi rambu rambu yang jelas dari pemerintah terkait. Karena memang di lapangan, ternyata banyak sekolah yang memang kekurangan guru, sehingga merekrut honorer," ujar dia.
Progres Baik
Dinkes DIY Perketat Pengawasan MBG seusai 137 Pelajar di Berbah Sleman Jadi Korban Keracunan |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Keracunan MBG Pelajar di DIY, Ombudsman: Program Nyaris Tanpa Pengawasan, Pelanggaran Nir Sanksi |
![]() |
---|
Begini Kegiatan Belajar di SMPN 3 Berbah Sleman Pascainsiden Ratusan Siswa Keracunan Diduga MBG |
![]() |
---|
Reaksi Orang Tua di Bantul soal Maraknya Keracunan MBG: Pemerintah Kurang Profesional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.