Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terakhir, BPPTKG Amati Pertumbuhan Kubah Lava

BPPTKG Yogyakarta turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos dan Babadan2. 

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Gunung Merapi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava Gunung Merapi dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 30 Agustus - 5 September 2024.

"Pada minggu ini terjadi 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.300 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (8/9/2024)

Sementara guguran lava teramati sebanyak 232 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter. 

Suara guguran terdengar 3 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.

Selain itu, BPPTKG Yogyakarta turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos dan Babadan2. 

Morfologi kubah lava barat daya teramati adanya perubahan akibat aktivitas pertumbuhan kubah dari guguran lava dan awan panas guguran.

Untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. 

Selain itu analisis foto udara turut dilakukan untuk mengetahui volume kubah lava yang ada.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik," ucapnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 976 kali. 

Baca juga: 3 Rekomendasi Wisata dengan Spot Foto View Merapi di Jogja

Disusul gempa fase banyak 20 kali, 11 kali gempa tektonik, 4 kali gempa vulkanik dangkal, 4 kali gempa awan panas dan 1 kali gempa frekuensi rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," tutur Agus.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,2 cm per hari lebih rendah daripada minggu lalu.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved