Kapasitas TPA Piyungan Menipis, Hanya Mampu Tampung 1.000 Ton Sampah
Penurunan kapasitas ini terjadi setelah beberapa daerah di DIY, seperti Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman, menggeser sampah mereka ke TPA Piyungan
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan saat ini hanya mampu menampung 1.000 ton sampah per hari.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono.
Penurunan kapasitas ini terjadi setelah beberapa daerah di DIY, seperti Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman, menggeser sampah mereka ke TPA Piyungan.
Beny menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, pihaknya telah memindahkan 4.000 ton sampah dari Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan, diikuti dengan sampah dari Bantul dan Sleman.
"Kalau dipaksa, 1.000 ton masih bisa masuk. Di zona transisi 2 masih bisa, tapi di zona transisi 1 sudah tidak bisa lagi," ujar Beny.
Beny menekankan pentingnya pembatasan ketat dalam pembuangan sampah di TPA Piyungan mengingat kondisinya yang hampir penuh.
Dia juga mengungkapkan bahwa penggeseran sampah dilakukan karena TPA Piyungan sempat mengalami penurunan ketinggian sampah, sehingga memungkinkan untuk menerima sampah dari berbagai kabupaten.
"Ini juga ada batas waktunya. Oleh karena itu, kota, Sleman, dan Bantul harus dibatasi tonasenya. Kalau darurat terus-menerus di sana, bisa diantisipasi. Kalau tidak, nanti bisa terkunci dan tidak bisa ke mana-mana," jelas Beny.
Baca juga: Pemda DIY Beri Lampu Hijau ke Pemkab Bantul Buang Sampah ke TPA Piyungan, Sekda: Kuota Kami Batasi
Terkait target desentralisasi pengelolaan sampah, Beny mengakui bahwa target tersebut telah mengalami beberapa kali penundaan.
Awalnya, desentralisasi ditargetkan pada April, kemudian diundur ke Mei, dan hingga saat ini belum terealisasi.
"Ini darurat keempat yang sudah kami lakukan. Kita sudah sepakat untuk menyelesaikannya pada Juni, namun ternyata tidak selesai. Di beberapa tempat, ada penolakan dari warga," ungkap Beny.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan laporan yang diterima, pemerintah kabupaten atau kota mengaku telah siap, namun kenyataannya tidak.
Oleh karena itu, Beny meminta kepada pemerintah setempat untuk jujur kepada publik mengenai jumlah timbunan sampah di masing-masing wilayah.
"Kalau laporannya, semua siap. Makanya, kemarin saya minta, jujurlah kepada publik. Berapa timbunan sampah di kota? 300 ton per hari? Kalau sampai 5.000 ton, itu butuh 15 hari," kata Beny.
"4.538 ton sampah di Kota Yogyakarta sudah kita keluarkan, semua sudah kosong, termasuk di pasar-pasar," ujarnya.
Beny berharap dengan transparansi dan kerja sama antar daerah, permasalahan sampah di DIY dapat segera diatasi. (*)
Pemda DIY Tegaskan Penertiban Betor Akan Dibarengi Solusi Transportasi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Buntut TKD Dipangkas 30 Persen, Pemda DIY Inventarisasi Aset, Kurangi Ketergantungan Pajak |
![]() |
---|
Proses Normalisasi, 1500 Ton Sampah Diangkut dari Deretan Depo di Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
Buntut Ambruknya Ponpes di Sidoarjo, Pemda DIY Susun Aturan Teknis Kelayakan Bangunan Pesantren |
![]() |
---|
Pemda DIY Hemat ATK dan Konsumsi Rapat, Dampak Transfer Pusat Turun Rp170 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.