KPU Bantul Launching Maskot dan Jingle Pilkada 2024, Ini Makna dan Harapannya

"Karena tujuan maskot dan jingle sebagai simbol untuk peningkatan partisipasi masyarakat. Setelah ini harapannya gema pilkada Bantul 2024 semakin luas, masyarakat semakin peduli pelaksanaan pilkada sehingga partisipasi masyarakat meningkat," kata Shidqi.

Shidqi mengapresiasi penggunaan visual gerabah untuk maskot Pilkada 2024 Kabupaten Bantul.

Di tiga kabupaten lain yang ada di DIY, KPU masing-masing menggunakan visual burung sebagai maskotnya.

"Di Gunungkidul burung walet, di Kulon Progo maskot burung kacer, tapi di Bantul menggunakan maskot gerabah," ujarnya.

Shidqi mengungkapkan, gerabah memiliki filosofi yang menggambarkan pelaksanaan pesta demokrasi.

"Setelah saya pikir maskot gerabah sangat filosofis. Kalau kami refleksikan gerabah dibikin unsur pokok hidup bahan dasar tanah diolah air lalu dikeringkan api. Ada unsur tanah, air, api. Kalau kita kaitkan pilkada sebenarnya relevan. Dalam pilkada ada unsur api. Kontestasi kampanye kompetisi panas. Saling mempengaruhi pemilih namu harus tetap dingin," terang dia.

Sementara Bupati Bantul Abul Halim Muslih, mengatakan pemerintah Bantul dalam hal ini dipasrahi pemerintah pusat untuk menggelar Pilkada 2024. Seluruh biaya Pilkada diambilkan dari APBD Kabupaten Bantul.

"Jadi ini benar-benar urusan rakyat Bantul. Orang diluar Bantul gak boleh ngurusi ini. Inilah otonomi daerah dipasrahkan ke Pemkab Bantul," kata Halim.

Dia menjelaskan, pilkada menjadi titik tolak pembangunan lima tahun ke depan.

"Maka kita ikuti pilkada sambut riang gembira penuh persahabatan. Lima tahun warga Bantul memiliki peran pada kesejahteraan," pungkasnya. (*)