Human Interest Story

Cerita Padukuhan Sebaran Sleman, Sukses Keluar dari Kemiskinan Melalui Angkringan dan Kopi Kethip

Sebelum menjelma menjadi Angkringan dan Kopi Kethip, lahan seluas 3.000 meter persegi itu merupakan lahan kosong dengan bangunan mangkrak.

Tribun Jogja/ Christi Mahatma Wardhani
Pengunjung mengantre untuk membeli aneka makanan di Angkringan dan Kopi Kethip di Padukuhan Sebaran, Sidoarum, Sleman. 

“Jadi nitipnya sedikit-sedikit dulu. Nanti sudah ada petugas yang menginfokan mana yang mau habis, sudah ada grupnya juga. Kalau mau nambah, ya tinggal distok lagi. Sehingga makanannya selalu baru, dan hangat. Ini jadi salah satu daya tarik juga,” terangnya.

Dukuh Sebaran, Iwan Daru
Dukuh Sebaran, Iwan Daru (Tribun Jogja/ Christi Mahatma Wardhani)


Menurut dia, keberadaan Angkringan dan Kopi Kethip ini cukup berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sebab masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan dari angkringan tersebut.

Ia pun berharap usaha Padukuhan Sebaran ini bisa semakin berkembang, bahkan bisa membuka cabang.

Sementara itu, Lurah Sidoarum, Heti Pujiastutik menerangkan dulu Padukuhan Sebaran termasuk dalam salah satu padukuhan miskin di Kalurahan Sidoarum.

Namun berkat Angkringan dan Kopi Kethip, perlahan-lahan warga Sebaran keluar dari kemiskinan.

“Saya dulu juga ikut berproses sebelum seperti sekarang ini. Perjuangannya luar biasa sekali, saya tiap malam ke sini, tapi sekarang jarang, sudah ramai soalnya. Bahkan pengunjungnya ini dari jauh-jauh, ada yang dari Solo juga. Saya senang sekali, karena ekonomi masyarakat meningkat, dan seperti kita tahu UMKM ini kan memang tulang punggung perekonomian,” terangnya.

Pihaknya pun turut mendampingi, hingga akhirnya Angkringan dan Kopi Kethip mendapatkan bantuan dari dana keistimewaan melalui desa preneur.

Ia pun kini tengah menjajaki padukuhan-padukuhan mana yang memiliki potensi agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Di Sidoarum ini ada Plesiran Ndeso, tetapi karena COVID-19 terus berhenti, dan ini kami coba kembangkan lagi. Lalu ada padukuhan lain yang kami coba dampingi, seperti di Kali Bedog, padukuhan Nglarang itu juga. Kami coba terus kembangkan,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved