Dinsos-PPPA Kulon Progo Deklarasikan Satuan Pendidikan Ramah Anak Lewat Sinergi Lintas Sektor

Kepala Dinsos-PPPA Kulon Progo, Bowo Pristiyanto menyampaikan deklarasi ini merupakan salah satu upaya mewujudkan Kabupaten Layak Anak.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Penandatanganan Deklarasi Satuan Pendidikan Ramah Anak di Aula Adikarta, Sekretariat Daerah Kulon Progo, Senin (19/02/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Kulon Progo mendeklarasikan Satuan Pendidikan Ramah Anak pada Senin (19/02/2024). Deklarasi tersebut dilakukan secara lintas sektor.

Kepala Dinsos-PPPA Kulon Progo, Bowo Pristiyanto menyampaikan deklarasi ini merupakan salah satu upaya mewujudkan Kabupaten Layak Anak.

"Salah satu sasaran kami adalah sekolah," kata Bowo di Aula Adikarta, Sekretariat Daerah Kulon Progo.

Ia menilai sekolah merupakan institusi paling strategis dalam upaya tersebut.

Sebab, anak-anak khususnya usia pelajar, menghabiskan sebagian besar harinya di sekolah.

Itu sebabnya, Bowo menilai deklarasi ini juga menjadi upaya untuk meningkatkan kesadaran semua pihak.

Bahwa mewujudkan sekolah yang ramah dan layak anak sangat penting.

"Upaya peningkatan kesadaran inilah yang menjadi tantangan kami," ujarnya.

Bowo menilai sekolah yang ramah dan layak anak akan menghindarkan mereka dari kasus kekerasan dan perundungan.

Termasuk membentuk kepribadian mereka menjadi lebih baik.

Kegiatan ini dihadiri oleh para perwakilan guru dari seluruh sekolah di Kulon Progo.

Mereka membacakan poin-poin deklarasi disertai penandatanganan oleh pejabat terkait.

"Kami berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Balai Pendidikan Menengah (Dikmen), hingga Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kulon Progo," jelas Bowo.

Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan sekolah harus menjadi wadah pembentukan kepribadian bagi anak. Termasuk membentuk kualitas mereka sebagai Sumber Daya Manusia (SDM).

Deklarasi ini pun dinilai jadi perwujudan bersama oleh semua pihak.

Tak hanya sinergi dengan pemangku kepentingan dan pihak sekolah, tetapi juga dengan para orangtua.

"Pelajar tidak hanya paham secara akademis, tapi bagaimana mempersiapkan mereka saat berhadapan dengan kehidupan di masyarakat usai lulus sekolah," kata Made.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved