Berita Jogja Hari Ini
Baznas Gulirkan Pelatihan untuk Pengajar Alquran Bahasa Isyarat di Kota Yogya
Dalam satu kali gelaran ToT, aznasB mengundang antara 30-50 orang pengajar Alquran bahasa isyarat di wilayah setempat.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Jumlah penyandang disabilitas rungu di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta orang, di mana sebagian besar merupakan penganut agama Islam.
Namun, yang sangat disayangkan, mayoritas di antara mereka sampai sejauh ini belum fasih dalam membaca ataupun memahami kitab suci Alquran, khususnya dengan Bahasa Isyarat.
Merespons hal tersebut, Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas ) menggulirkan program Training of Trainer (ToT) bagi pengajar Alquran bahasa isyarat yang tersebar di penjuru tanah air.
Sebagai informasi, program ini telah diresmikan oleh Wakil Presiden RI, KH. Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu, di sela kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas 2023.
Ketua Baznas RI, Prof. KH. Noor Achmad, mengatakan, pihaknya merasa terpanggil untuk membantu kalangan tuna rungu, supaya bisa memahami Alquran dengan bahasa isyarat.
Kick off program ToT bagi pengajar Alquran bahasa isyarat pun dilangsungkannya di kawasan Kotagede, Kota Yogyakarta , Rabu (24/1/2024).
"Untuk tahap awal sekarang ada 1.020 pengajar. Dari jumlah itu, kami berharap bisa mendidik trainer-trainer lainnya di daerah," ujarnya.
Baca juga: Peringati Hari Disabilitas Internasional, Anak Berkebutuhan Khusus di Kulon Progo Unjuk Kemampuan
Melalui terobosan tersebut, ia berharap, setidaknya dalam 10 tahun mendatang, terealisasi 1 juta tuna rungu muslim di Indonesia, yang mahir dalam membaca, sekalgus memahami kitab sucinya.
Dijelaskan, dalam satu kali gelaran ToT, pihaknya mengundang antara 30-50 orang pengajar Alquran bahasa isyarat di wilayah setempat.
"Paling tidak tahun ini ada 34 ToT. Jadi, di 2024 bisa terealisasi paling tidak 2.000 trainer yang dapat mendidik saudara-saudara kita yang tuna rungu," katanya.
"Nah, yang ikut ToT ini tidak perlu kami ajarkan dari awal, ya, karena mereka semua sudah paham seluk beluk dan pengaplikasian Bahasa Isyarat," urai Achmad.
Di tambah lagi, Baznas juga sudah menerbitkan buku panduan khusus bahasa isyarat yang kedepannya dijadikan panduan untuk para pengajar.
Ia menambahkan, antusiasme masyarakat muslim di Indonesa sangat besar dalam mendukung gerakan ini, sehingga pihaknya tidak mengalami kesulitan untuk memfasilitasi para trainer di daerah.
"Insyaallah tidak akan kelurangan. Ini sudah kami sampaikan kepada publik, banyak sekali yang akan wakaf. Termasuk Alquran braille juga, untuk teman-teman disabilitas netra," jelasnya.
Bahkan, untuk menunjang aktivitas trainer dalam mengajar, Baznas juga sudah menganggarkan insentif, sebagai pengganti biaya transportasi.
Meski tidak membeberkan secara terinci, ia menegaskan, pihaknya tidak akan mengabaikan hak-hak yang sudah selayaknya didapat oleh pengajar.
"Paling tidak untuk transportasi mengajar. Mereka, kan, meninggalkan keluarganya, untuk mengajar harus naik kendaraan. Makanya pasti ada insentifnya itu nanti," pungkas Achmad. ( Tribunjogja.com )
| Cara Lapor Jika Terjadi Kekerasan Anak dan Perempuan di Yogyakarta, Gratis Bebas Pulsa |
|
|---|
| Kronologi Kasus Dugaan Monopoli BBM oleh Oknum Polairud di Pantai Sadeng Gunungkidul |
|
|---|
| Mengenal Class Action, Cara Menuntut Pemerintah karena Kasus Keracunan MBG |
|
|---|
| Komentar Sri Sultan HB X soal Keracunan MBG di Jogja dan Sanksi untuk SPPG Menurut Undang-Undang |
|
|---|
| Kronologi Wisatawan asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Jenazah Ditemukan di Pantai Krakal |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.