Kasus Mutilasi di Turi Sleman

Sehari Setelah Hilang, Redho Sempat Dicari Teman-temannya hingga ke Kos Terdakwa

Sidang lanjutan kasus pembunuhan disertai mutilasi mahasiswa UMY kembali digelar dengan agenda pemeriksaan saksi.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Dua terdakwa dihadirkan dalam persidangan lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi di Pengadilan Negeri Sleman Kamis (14/13/2023). 

"Saya menunjukkan foto almarhum. Kata pelaku (W) enggak lihat, sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kami (saat itu) tidak menyangka sampai seperti ini (pembunuhan). Saya mengira, mungkin Redho cuma main saja. Kami kemudian menanyakan ke orang-orang di sekitar juga. Lalu karena udah mau magrib, kami memutuskan balik dulu. Sambil berusaha telepon (nomernya Redho) mungkin sudah balik," katanya. 

Keesokan harinya, hari Rabu tanggal 12 Juli, Bili mengaku mendatangi indekosnya Redho untuk melanjutkan pencarian dan hari itu sudah ramai didatangi polisi.

Awalnya, Bili mengira polisi datang ke kos untuk mencari keberadaan Redho karena kasus hilangnya Redho juga sudah dilaporkan ke Polsek Kasihan melalui perwakilan keluarga.

Namun kos Redho yang tiap hari selalu ramai didatangi polisi, membuat Bili mulai curiga seiring kabar adanya temuan potongan tubuh manusia di wilayah Turi.

Apalagi polisi juga terus mengulik seputar informasi kehidupan Redho. 

"Saya sampaikan juga ke Polisi bahwa korban Redho terakhir ke sebuah kos di Krapyak, Triharjo," kata Bili.

Misteri hilangnya Redho perlahan mulai terbuka ketika tanggal 16 Juli Polda DIY menggelar konferensi pers yang menyebutkan bahwa potongan tubuh yang ditemukan di Turi, Sleman diduga mahasiswa UMY.

Bili bersama teman-temannya kemudian mengikuti salat ghoib di Kampus. 

Sementara itu, saksi Arni, (50) bibi korban yang berdomisili di Sendangtirto mengawali kesaksiannya, jika dirinya tidak mengenal dengan kedua terdakwa, W dan R, yang telah memutilasi keponakannya.

Arni mengaku mengetahui Redho menjadi korban pembunuhan saat dipanggil oleh Polda DIY.

Namun, sebelum itu, Arni bercerita jika dirinya bersama Kakak korban sudah kesana kemari mencari keberadaan keponakannya itu. 

Redho tidak bisa dihubungi oleh keluarganya pada Selasa 11 Juli 2023.

Keluarga dari Pangkalpinang kemudian menghubungi Arni yang berdomisili di Sendangtirto, Sleman, Yogyakarta untuk meminta tolong mencari keberadaan Redho.

Pada tanggal 12 Juli, Ia kemudian mendatangi kos Redho. 

"Saya inisiatif ke kosnya (Redho). Saya sudah tahu lokasi kosnya, sekali bertemu, cuma belum tau persisnya. Sampai di kos kemudian menghubungi Bapak kos dan Magrib saya juga bertemu teman-temannya (Redho) berempat. Mereka mengatakan, kami juga sudah mencari juga. Sempat melacak keberadaan korban melalui handphone. Kamar kos almarhum itu tidak dikunci. Kuncinya masih nyantol," kata dia. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved