Pentingnya Mengenal Faktor Risiko dan Deteksi Dini Jantung Koroner
Spesialis Jantung, Konsultan Intervensi Non Bedah RSUP Dr. Sardjito, Dr. dr. Nahar Taufiq Sp.JP (K), FIHA, FASCC mengatakan penyakit jantung bisa kong
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyakit jantung termasuk dalam penyakit kardiovaskular yang merupakan pembunuh nomor dua di dunia. Sehingga masyarakat perlu mewaspadai dan melakukan pencegahan sedini mungkin.
Spesialis Jantung, Konsultan Intervensi Non Bedah RSUP Dr Sardjito, Dr. dr. Nahar Taufiq Sp.JP (K), FIHA, FASCC mengatakan penyakit jantung bisa kongenital atau bawaan dan juga didapat, seperti jantung koroner. Jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu.
Baca juga: Sebanyak 3.000 Mahasiswa Lakukan Mimbar Demokrasi di Kampus ISI Yogyakarta, Ini Keresahan Mereka
"Jantung koroner itu kondisi pembuluh darah koroner yang alirannya tidak lancar, tersumbat. Dan ini mengalami proses yang sulit dideteksi, atau yang tiba-tiba nutup. Sehingga kita yang masih sehat ini memang harus mewaspadai," katanya dalam Bincang Kesehatan, Kamis (22/11/2023)
Ia menyebut, deteksi dini bisa dilakukan dengan cara mengenali faktor risiko yang ada. Faktor risiko bisa dilihat dari adanya keluarga yang mengalami stroke, serangan jantung, mati mendadak pada usia muda. Penyakit seperti diabetes dan hipertensi juga perlu diwaspadai, karena berpotensi menyebabkan jantung kororner.
Kebiasaan merokok juga bisa menjadi penyebab jantung koroner. Termasuk pola makan yang tidak terjaga dan kurangnya aktivitas.
"Sehingga harus dikenali dulu, ada atau tidak faktor risikonya. Tetapi jangan dianggap serap, bagaimana kita harus mensikapinya. Contoh kalau memang ada faktor risiko, ya segera melaukan deteksi dini. Deteksi dini bisa dilakukan dengan treadmill test, dan itu sekarang semua rumah sakit sudah ada," terangnya.
"Karena treadmill itu kan direkam, nanti akan menunjukkan gamabran seperti apa risikonya. Apakah termasuk risiko tinggi, risiko sedang, atau rendah. Risiko rendah juga mesti berhati-hati lho," sambungnya.
Ia menjelaskan jantung koroner memiliki beberapa gejala. Namun gejala yang paling umum adalah sakit bagian dada, akibat kekurangan suplai oksigen dan darah ke jantung. Gejala lain yang muncul adalah mual, muntah, keringat dingin, hingga sesak napas.
Gejala tersebut perlu dikenali, sehingga masyarakat bisa segera memberikan pertolongan pertama yang tepat.
Penyediaan obat seperti aspirin di rumah sangat diperlukan. Karena obat tersebut berfungsi untuk mengencerkan darah.
"Nah kalau tiba-tiba ada yang kolaps, pertolongan pertamanya dicek nadinya. Kalau memang ada denyut nadinya, berarti masih bernapas. Tetapi kalau tidak ada nadinya, berarti tidak bernapas. Ini yang dinamakan henti jantung, henti napas. Pertolongan pertamanya dengen CPR. Makanya kami mengkampanyekan, agar masyarakat bisa melakukan CPR. Dan kami siap memberikan pelatihan. Tetapi kalau memang tidak bisa menangani ya langsung telpon ambulans saja," jelasnya.
Sementara itu, Spesialis Bedah Thorax-Vaskuler RSUP Dr Sardjito, dr. Ihsanul Amal, M.Ked. Klin., Sp.BTKV menekankan pentingnya deteksi dini jantung koroner.
Karena belum tentu gejala yang dirasakan merupakan penyakit jantung koroner, seperti tangan yang sering berkeringat.
"Berkeringat itu tidak selalu jantung koroner juga. Kalau misalnya berkeringat nggak wajar, bisa jadi itu hiperhidrosis. Nggak selau berkaitan dengan jantung. Sehingga deteksi dini ini sangat penting. Jangan mendeteksi sendiri karena membaca sosial media, malah bisa bahaya," tandasnya.
| Kolaborasi RSUP Dr. Sardjito dan Pos Indonesia, Layanan Antar Obat Kini Bisa Dinikmati Pasien |
|
|---|
| Hampir Sebulan Dirawat di RSUP Sardjito, Balita Korban Kebakaran Sumur Minyak di Blora Meninggal |
|
|---|
| Total Biaya Perawatan Pasien Korban Kericuhan Aksi Massa di Mapolda DIY Capai Rp362 Juta |
|
|---|
| Semua Korban Kericuhan di Depan Mapolda DIY Sudah Dipulangkan dari RSUP Dr Sardjito |
|
|---|
| Kompolnas Jenguk Anggota Polisi yang Dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.