Lestarikan Seni Budaya, KPH Purbodiningrat Ajak Generasi Muda Belajar Kesenian Wayang Orang 

Memperingati Ulang Tahun ke-IX, Paguyuban Seni Wayang Orang Ngesti Margo Budaya Seyegan, menggelar pentas pertunjukan di Dusun Beteng

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Ahmad Syarifudin
KPH Purbodiningrat berbaur bersama masyarakat menyaksikan pagelaran wayang orang di Padukuhan Beteng, Kalurahan Margoagung, Seyegan, Kabupaten Sleman, Jumat (27/10/2023) malam. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Memperingati Ulang Tahun ke-IX, Paguyuban Seni Wayang Orang Ngesti Margo Budaya Seyegan, menggelar pentas pertunjukan di Dusun Beteng, Kalurahan Margoagung, Seyegan, Jumat (27/10/2023) malam.

Kegiatan yang didukung Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY melalui Danais ini selain upaya regenerasi merekrut anggota baru juga sekaligus agar lebih mengenalkan kesenian wayang orang kepada masyarakat luas. 

Kegiatan pentas ini dihadiri Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purbodiningrat. Kehadiran menantu Raja Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X ini, membawa warna tersendiri.

Warga antusias menunggu hingga malam, kedatangan kerabat Keraton Yogyakarta ini.

Di hadapan masyarakat, anggota Komisi A DPRD DIY ini mengaku sangat bangga dan mengapresiasi bahwa ternyata di Seyegan, kabupaten Sleman masih ada grup kesenian wayang orang.

Sebab, grup kesenian ini sudah sangat jarang sekali. 

"Kalau grup kethoprak mungkin masih banyak.Tapi kalau grup wayang orang ini kan sangat susah sekali. Karena selain harus menghafalkan teks naskah, mereka [para pemeran] juga harus melakukan gerakan-gerakan yang setiap tokoh berbeda-beda. Tingkat kesulitannya sangat tinggi. Karena itu, saya sangat mengapresiasi ketika di Padukuhan Beteng, Margoagung, Seyegan Sleman masih ada grup kesenian wayang orang," katanya. 

Saat ini, menurut Kanjeng Purbo yang menjadi pekerjaan rumah bersama adalah bagaimana tetap melestarikan kesenian wayang orang.

Baca juga: KPH Purbodiningrat Lesehan dan Berbaur dengan Ribuan Jemaah di Acara Pakualaman Bersholawat

Apalagi, pemeran wayang orang kebanyakan sudah di usia sepuh. Perlu ada regenerasi untuk keberlanjutan.

Sebab itu, Ia mengajak dan memotivasi kepada generasi muda, seperti adik-adik Karangtaruna, agar mau belajar kesenian wayang orang.

Menurut dia, anak-anak muda yang sekarang gandrung teknologi informasi bisa menyaksikan di YouTube bagaimana kesenian wayang orang juga dipentaskan di dalam Keraton Yogyakarta.

Bahkan hampir semua pemerannya adalah anak-anak muda. 

"Artinya mungkin karena ini di desa menjadi Wayang orang takut ketinggalan zaman, padahal tidak. Keraton memberikan contoh dan siap memberikan pembinaan jika membutuhkan. Memberikan pelatihan dan tentunya disupport Kundho Kabudayaan DIY," kata suami GKR Maduretno, putri ketiga dari Sri Sultan HB X ini. 

Pentas wayang orang di Padukuhan Beteng, Margoagung Seyegan ini menampilkan lakon Gatotkaca Sungging.

Ketua Paguyuban Seni Wayang Orang Ngesti Margo Budaya Seyegan, Subarjo Noto Saputro menyampaikan, ada banyak pesan yang disampaikan dalam pagelaran ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved