Berita Kesehatan

Tangan Sering Berkeringat, Apakah Berbahaya?

Hiperhidrosis bisa terjadi tanpa penyebab khusus, namun beberapa penderita mengalami kondisi ini karena konsumsi obat atau mengalami masalah kesehatan

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
net
ilustrasi hiperhidrosis 

Keempat, mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, seperti makanan yang pedas dan minuman yang panas.

Kelima, mengonsumsi obat-obatan tertentu yang membuat tubuh berkeringat, seperti insulin dan naproxen.

Keenam, mengalami masalah kesehatan tertentu, seperti kanker, diabetes, penyakit jantung, menopause, obesitas, dan penyakit Parkinson

Selain itu, keringat yang berlebihan juga dapat diturunkan kepada anak dari orang tua karena terdapat kelainan pada sistem saraf.

Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Berikut ini ada beberapa cara mengatasi tangan yang berkeringat, sebagaimana dilansir WebMD.

Pertama, gunakan antiperspiran untuk menghentikan produksi keringat pada kelenjar keringat.

Kedua, dengan cara mengonsumsi obat oral atau mengoleskan krim antikolinergik yang berguna untuk menghentikan sinyal saraf yang menyebabkan keringat berlebih.

Ketiga, melakukan prosedur iontophoresis dengan menggunakan aliran listrik dengan intensitas rendah.

Keempat, mengonsumsi obat untuk menghilangkan rasa cemas dan stres sehingga produksi keringat berkurang.

Kelima, melakukan prosedur operasi untuk mengangkat kelenjar keringat di area tangan.

Keenam, bagi Anda yang mengalami keringat berlebih karena konsumsi obat tertentu, maka dapat mengganti jenis obat tersebut yang tentu saja harus berdasarkan saran dokter.

Dengan mengetahui alasan mengapa tangan sering berkeringat di atas, Anda dapat melakukan tindakan perawatan yang diperlukan.

Meskipun begitu, Anda diimbau untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika keringat di tangan tiba-tiba muncul atau tidak kunjung membaik.

Lantaran hal itu bisa jadi merupakan gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius.

Ingat pula, hindari diagnosis pribadi dan konsumsi obat-obatan yang belum terbukti aman secara medis karena bisa berbahaya untuk kesehatan. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved