Penutupan TPA Piyungan
TPS Sementara di Tamanmartani Sleman Ditarget Mulai Beroperasi Pekan Depan
Pembangunan Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara di Tamanmartani, Kalasan terus dikebut untuk menanggulangi penumpukan sampah di Bumi Sembada,
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pembangunan Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara di Tamanmartani, Kalasan terus dikebut untuk menanggulangi penumpukan sampah di Bumi Sembada, imbas penutupan TPA Piyungan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman menargetkan pengerjaan TPS yang berada di atas lahan TKD tersebut rampung pekan ini, yang berarti pekan depan sudah bisa digunakan.
"Tempat penitipan sampah sementara ini harapannya minggu- minggu ini kami selesaikan, dan minggu depan mulai bisa menempatkan sampah di sana," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani, Kamis (3/8/2023).
Baca juga: Menteri PUPR Kebut Pembangunan Struktur Tol Yogyakarta-Bawen, Target Selesai Tahun 2023
Epi mengatakan, pihaknya memutuskan membangun TPS sementara di Padukuhan Kenaji, tak jauh dari lokasi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani.
Hal ini berarti, pembangunan TPST Tamanmartani tetap dilanjutkan sesuai perencanaan, tidak digunakan untuk membuang sampah.
Saat ini TPST dengan luas tanah sekira 1,3 hektar tersebut memasuki kegiatan lelang kedua. Meliputi pembangunan gedung atau hanggar, pengadaan peralatan dan ditargetkan bisa beroperasi awal tahun 2024 mendatang sebagai solusi pengelolaan sampah jangka panjang di Kabupaten Sleman.
Adapun untuk TPS sementara ditargetkan beroperasi minggu depan. Menurut Epi, teknis pengolahan tanah di lokasi penampungan sementara hampir mirip seperti yang direncanakan di Cangkringan.
Yaitu, bagian bawah dilapisi dengan geomembran supaya tidak terjadi pencemaran tanah.
Kemudian setelah sampah ditampung, maka disemprot dengan eco lindi agar tidak bau dan ditaburi dengan mikro organisme lokal (MOL) untuk mempercepat proses pembuatan kompos. Pada bagian atas dilapisi ulang dengan geomembran.
"Lapisan geomembran bagian atas ini agar tidak bau, dan tidak ada lalat. Harapannya kan begitu," kata dia.
Tempat penampungan sampah di Tamanmartani ini hanya dimanfaatkan sementara, hingga tanggal 5 September mendatang.
Nantinya, jika sudah beroperasi, TPS sementara ini hanya diberi kuota untuk menampung sampah 50 ton per hari.
Epi menyadari, jumlah tersebut tidak cukup mampu untuk menampung semua sampah yang dihasilkan warga di Kabupaten Sleman.
Karena itu, TPS hanya digunakan untuk menampung sampah yang tidak bisa dikelola mandiri. Bukan sampah dari rumah tangga.
"Misalnya sampah dari hotel kan tidak bisa dibuat jugangan, mau dibuat jugangan segede apa. Kemudian sampah domestik dari rumah sakit, kemudian warung makan. Itu yang akan kami tangani di TPS sementara," kata Epi.
Adapun sampah dari limbah rumah tangga, menurutnya sudah ada surat edaran agar masyarakat dapat mengurangi dan memilah sampah agar bisa dikelola mandiri. (rif)
Sekda DIY Minta Kabupaten/Kota Kurangi Produksi Sampah untuk Perpanjang Usia TPA Piyungan |
![]() |
---|
Belasan Ton Sampah Setiap Hari Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta Selama Pembatasan TPA Piyungan |
![]() |
---|
Pemda DIY Lakukan Evaluasi Penanganan Sampah Jelang Kembali Dibuka TPA Piyungan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Persilakan Kabupaten/Kota Sanksi Warga yang Bakar dan Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
FMSS Datangi DPRD DIY Pertanyakan Arah Kebijakan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.