Penutupan TPA Piyungan

PROFIL Cangkringan, Calon Tempat Sampah Sementara Gantikan TPA Piyungan, Penuh SDA Melimpah

Profil wilayah Cangkringan yang disebut bakal jadi tempat penampungan sampah sementara saat TPA Piyungan tutup. Wilayah ini memiliki sumber daya alam

|
Google Maps
Penampakan Kapanewon Cangkringan dari Google Maps 

TRIBUNJOGJA.COM - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan ditutup sejak 23 Juli hingga 5 September 2023.

Praktis, urusan sampah di tiga wilayah, Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul menjadi persoalan kritis, mengingat tiga tempat itu masih mengandalkan TPA Piyungan untuk buang sampah.

Kemarin, Senin (24/7/2023), Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, sudah dipersiapkan lahan seluas dua hektar di Kapanewon Cangkringan, Sleman sebagai tempat menampung sampah sementara.

Menurut Sultan, lahan tersebut akan siap sekitar Kamis-Jumat minggu ini, sehingga bisa segera digunakan.

"Mungkin Kamis-Jumat baru bisa masuk. Tanah desa Sultan Ground tapi sudah disepakati. Administrasi belakang pokoknya bisa masuk jangan numpuk. Dari Piyungan pindah ke sana, karena wilayahnya jauh dari pemukiman. Itu luasnya 2 hektar (mungkin)," ungkap Sultan, Senin (24/07/2023).

Baca juga: Desak Solusi Tumpukan Sampah, DPRD Kota Yogyakarta: Pemda DIY Tidak Perlu Gengsi

Profil Kapanewon Cangkringan

Kapanewon Cangkringan berada di sebelah Timur Laut dari Ibu kota Kabupaten Sleman.

Jarak Ibu kota kapanewon ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Sleman adalah 25 Km.

Lokasi ibu kota Kapanewon Cangkringan berada di 7.66406‘ LS dan 110.46143‘ BT.

Kapanewon Cangkringan mempunyai luas wilayah 4.799 Ha.

Sedang alamat Kantor Kapanewon Cangkringan di Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.

Batas wilayah Kapanewon Cangkringan

Timur : Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

Tenggara: Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

Selatan : Kapanewon Ngemplak

Barat : Kapanewon Pakem

Pembagian Administratif Kalurahan

Kapanewon Cangkringan memiliki lima pembagian administratif kalurahan, yakni Argomulyo, Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo dan Wukirsari

Kapanewon Cangkringan berada di dataran tinggi. Ibu kota kecamatannya berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut.

Kapanewon Cangkringan beriklim seperti layaknya daerah dataran tinggi di daerah tropis dengan cuaca sejuk sebagai ciri khasnya.

Suhu tertinggi yang tercatat di Kapanewon Cangkringan adalah 32 °C dengan suhu terendah 18 °C.

Bentangan wilayah di Kapanewon Cangkringan berupa tanah yang berombak dan perbukitan.

Di kapanewon ini terdapat 2 buah taman rekreasi, 1 buah hutan lindung, tempat pertunjukan kesenian 1 buah, tempat rekreasi alam dan sejarah 2 buah, toko cenderamata 1 buah.

Baca juga: TPST Piyungan Ditutup, Area Pasar Tradisional di Kota Jogja Jadi Sasaran Pembuangan Sampah

Di kecamatan ini juga terdapat 1 buah sanggar kesenian, 5 buah anggota kesenian dan 5 buah anggota seniman.

Terdapat wisata agro yang berada di Jambu, Kepuharjo serta wisata lereng Merapi yang berada di Kinahrejo, Kepuharjo.

Kapanewonan Cangkringan juga memiliki sejumlah wisata alternatif seperti pembuatan keju di Dusun Cangcangan, Kalurahan Wukirsari yaitu Mazaraat Cheese

Produksi pertanian yang paling banyak di kapanewon ini adalah padi yang mencapai 62.344,5 ton pertahun, kemudian disusul kacang tanah, jagung, buah-buahan dan sayuran.

Peternakan terbanyak adalah ternak sapi potong yaitu 2456 ekor, kemudian kambing dan domba.

Selain itu, sejak 1993, wilayah Cangkringan sudah menjadi salah satu sentra penghasil susu sapi.

Unggas yang terbanyak ayam buras ada sekitar 119.010 ekor, diikuti ayam ras petelur dan ayam ras pedaging.

Hasil produksi perikanan kecamatan ini mencapai 7.598 kg/tahun, yang terbanyak adalah ikan mujahir/nila sebesar 3400.7 kg, disusul lele dan gurameh.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved