Jaga Warga Punya Peran Strategis Untuk Wujudkan Keamanan dan Ketertiban Jelang Pemilu 2024

Berbeda dengan Satpol PP atau TNI/Polri yang bertugas untuk memberikan penindakan hukum, kelompok Jaga Warga lebih menekankan pada tindakan persuasif

Dokumentasi Tribun Jogja
Suasana Jagongan Jaga Warga di Gedung Madu Nusantara, Selasa (18/07/2023). 

Pihaknya pun gencar melakukan sosialisasi kepemiluan, menggandeng berbagai stakeholder, termasuk TNI/Polri. 

"Harapannya Jaga Warga mendapat pencerahan, bisa lebih sensitif, lebih responsif membaca situasi dan keadaan. Mana yang berpotensi konflik di masyarakat, sehingga seawal mungkin bisa ditangani," terangnya. 

Selaku tokoh masyarakatnya, Achmad Charris Zaubair DIY dijadikan barometer, termasuk dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.

Di samping Jaga Warga, masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk menghargai perbedaan.

Pasalnya menjelang Pemilu, sering terjadi konflik karena cenderung menonjolkan identitas, golongan, dan lainnya. 

"Sehingga saya usul ada pendidikan kesadaran untuk masyarakat, agar tugas Jaga Warga tidak terlalu berat. Karena Jogja menjadi barometer, tidak hanya kecerdasan, tetapi juga Pemilu. Jangan sampai ada konflik," ujarnya. 

Menurut dia, peserta Pemilu baik itu partai politik, calon legislatif, calon presiden memiliki komitmen moral dan legal yang sama-sama. Termasuk dalam semangat NKRI dan menjunjung konsitusi UUD 1945. 

"Jadi berbeda ya tidak apa-apa. Jangan identitasnya yang ditonjolkan. Nanti kita tagih, apakah sudah sesuai dengan UUD 1945, sudah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Apakah sudah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, termasuk di dalamnya ketertiban di daerah," imbuhnya. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved