Berita Kesehatan

Cegah Infeksi Dengue melalui Vaksin Dengue Tetravalent

Pemberian imunisasi dapat berperan mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah berbagai penyakit infeksi termasuk dengue.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Neti Istimewa Rukmana
Pelaksanaan Health Talkshow di Sleman City Hall pada Minggu (18/6/2023), diikuti oleh sejumlah dokter RSKIA Sadewa. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Demam berdarah dengue ( DBD ) menjadi penyakit yang masih terus diperhatikan oleh berbagai stakeholder terutama oleh tim medis. 

Bagaimana tidak?

Sebaran penyakit yang didapatkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut dapat menyebarkan virus demam berdarah pada tubuh manusia. 

Tidak sedikit imbas dari sebaran penyakit tersebut memberikan risiko berupa komplikasi, perdarahan internal dan kerusakan organ pada tubuh manusia.

Dalam beberapa kasus, penyakit DBD yang parah juga menimbulkan risiko kematian.

Baca juga: Kasus DBD di Bantul Capai 34 Kasus pada Awal Tahun 2023

Melalui kondisi yang ada, Dokter spesialis Anak dan Konsentrasi Menyusui RSKIA Sadewa Yogyakarta, dr. Afiarina Dhevianty, M.Sc., Sp.A, mengatakan, sedini mungkin setiap lapisan masyarakat dapat meminimalisasi munculnya DBD di masing-masing lingkungan tempat tinggal.

"Karena, setiap tahun itu selalu ada kasus DBD  . Di Indonesia, baru awal 2023 saja, sudah ada 31.380 kasus DBD dan sudah ada 246 kematian yang sebabkan oleh DBD . Selanjutnya, awal 2023 di Kabupaten Sleman sebagaimana wilayah lingkup kehidupan setempat sudah ada 14 kasus DBD ," ucapnya seusai melaksanakan Health Talkshow di Sleman City Hall , Minggu (18/6/2023).

Walau disampaikannya tidak ada trapi spesifik untuk penanganan pasien DBD , namun dalam penanganan pertama, masyarakat harus peka mengenai apa saja gejala awal kasus DBD .

"Gejala awal yang paling sering muncul itu adalah adanya demam berturut-turut selama tiga hari. Kalau seseorang sudah terkena deman selama tiga hari, maka sebaiknya segera diperiksa ke layanan kesehatan terdekat. Karena, demam itu juga hampir menyerupai dengan gejala penyakit yang lain," urai dr. Afiarina.

"Kemudian, untuk penanganan pertama penyakit tersebut juga dapat dilakukan dengan pemberian cairan penurun panas. Selanjutnya dilakukan cek laboratorium," imbuhnya. 

Kendati demikian, sebelum penyakit tersebut menyerang tubuh manusia terutama untuk kalangan anak-anak-anak, dr. Afiarina menyarankan kepada setiap lapisan masyarakat dapat melakukan imunisasi atau bahkan pemberian vaksin dengue pada anak. 

Baca juga: Awal Tahun 2023, Sleman Catat 14 Kasus DBD

"Sistem imun anak itu kan ada belum kuat dan kebal terhadap penyakit, sehingga mereka juga rentan terkena penyakit. Maka dengan pemberian imunisasi itu dapat berperan mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah berbagai penyakit infeksi termasuk dengue tadi," tutur dia.

"Kemudian melakukan pemberian vaksin dengue tetravalent sebagaimana berfungsi mengaktifkan mekanisme sistem imun untuk mencegah infeksi dengue. Nah itu juga menjadi salah satu vaksin dengue dalam jadwal imunisasi anak yang direkomendasikan oleh IDAI," sambungnya.

Di samping itu, masyarakat juga dianjurkan untuk harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan penerapan 3M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas. 

"Sebagai antisipasi munculnya jentik-jentik nyamuk, terutama jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue itu, sebisa mungkin masyarakat jangan membiarkan kolam atau empang dihuni oleh jentik-jentik nyamuk. Kalau bisa malah pelihara ikan yang bisa makan jentik-jentik nyamuk," pesan dr. Afiarina.

"Atau kalau tidak, masyarakat juga bisa menanam pohon yang ditakuti oleh serangga. Seperti pohon lavender dan sebagainya," tambahnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved