Awal Tahun 2023, Sleman Catat 14 Kasus DBD

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga tanggal 24 Januari terlaporkan sebanyak 14 kasus.

Jumlah tersebut tersebar di sejumlah Kapanewon di Bumi Sembada.

Tidak ada pasien yang meninggal dunia. 

"Untuk tahun 2023 sampai tanggal 24 (Januari), kasus DBD yang terlaporkan ada 14 kasus. Dari ke-14 kasus tersebut, tidak ada yang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman , dr. Khamidah Yuliati, Rabu (25/1/2023). 

Baca juga: Dinas Kesehatan Sleman Imbau Kewaspadaan Peningkatan DBD dan Leptospirosis saat Musim Hujan

Yuli mengatakan, jumlah kasus DBD di awal tahun 2023 ini dibanding periode yang sama tahun lalu sedikit mengalami peningkatan karena siklus tiga tahunan.

Laporan kasus yang masuk tersebar di Kapanewon Moyudan, Minggir, Depok, Kalasan, Ngemplak, Tempel dan Turi.

Terbanyak ada di Depok dengan tiga kasus. 

Adapun rentang usia yang terserang DBD di Sleman bervariasi.

Rentang usia 1-5 tahun dilaporkan 1 kasus dan usia 6-18 tahun 4 kasus.

Sedangkan, rentang usia 19- 44 tahun 3 kasus, usia 45- 59 3 kasus dan usia diatas 60 tahun 3 kasus.  

Baca juga: Dinkes Catat Ratusan Kasus DBD Terjadi Selama Januari-Oktober 2022 di Sleman

"Jadi kasus yang paling banyak pada usia 19 tahun ke atas," papar Yuli.

Lebih lanjut, untuk mencegah kasus DBD , mantan Kepala Puskemas Ngaglik 1 ini, mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Lakukan Germas dan gaya hidup sehat.

Selanjutnya, melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN) minimal 5 sampai 7 hari sekali. 

"Usahakan ada gerakan satu rumah satu Jumantik (G1R1J). Untuk melakukan pemantauan jentik di rumah dan pekarangan masing-masing," kata dia.( Tribunjogja.com )