Kisah Inspiratif

Kisah Bon Ali Santri Tambak Beras Berpangkat Ipda, Bangun 14 Masjid dan Punya Ratusan Anak Asuh

"Setelah itu mulai ada yang menempati. Awalnya lima anak, sekarang sudah ada 110 anak yang tinggal di sini (yayasan) yang diluar juga ada," jelas

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda
Ipda Ali Nur Suwandi berfoto bersama potret KH Djamaluddin Ahmad guru ngajinya di pesantren, Minggu (10/4/2023)   

Rumah yayasan itu didirikan Bon Ali pada 2008 silam saat ia mulai berdinas di Polda DIY.

Dulu waktu awal berdiri hanya lima anak yatim saja yang bersedia tinggal di rumah yayasan itu.

Sekarang anak asuh di Yayasan yang dikelola Bon Ali Berjumlah ratusan.

Sebab pengalamannya selama nyantri hingga keputusannya mendaftar seorang anggota Polisi sayang jika terlewatkan.

"Yang paling ndak bisa tak lupakan itu ketika rintik hujan. Saya kan tetap jualan tempe muter desa lewat jembatan dari bambu. Kalau hujan kan licin, nah saya jatuh sepedanya roboh terus tempenya jatuh ke sungai," kenangnya.

Beruntungnya tempa yang bercampur air sungai itu ads yang memborong sebab masyarakat merasa iba kepadanya.

"Katanya mesakne (kasihan) anak yatim masih kecil jualan tempe keliling," ujarnya.

Alasan Menjadi Polisi Karena Kapolda Jatim

Impian seorang santri pada umumnya tentu menjadi seorang kyai hingga ulama besar.

Tetapi Bon Ali pada saat itu justru memutuskan untuk menjadi seorang polisi namun tetap berjiwa santri.

Kisah itu dimulai ketika 1998 seorang Kapolda Jawa Timur bersama pejabat tinggi TNI berkunjung ke Pesantren Tambak Beras.

"Dulu ada kunjungan dari pangdam dan Polda ke pondok disaat ada pengajian. Kapolda itu sambutanya yang itinya barangsiapa santri Tambak Beras yang berminat menjadi anggota kepolisian dipersilakan mendaftar dengan ketentuan sehat jasmani rohani dan berkelakuan baik," kata Bon Ali-ali sambil mengingat-ingat nama Kapolda pada saat itu.

Semalaman penuh Bon Ali memikirkan matang-matang langkahnya untuk ikut mendaftar sebagai calon anggota Polisi.

Pidato seorang Kapolda malam itu benar-benar menggetarkan hatinya untuk segera meminta izin dan doa restu kepada kyai.

"Saya kan gak bisa ngaji. Dengan sambutan beliau ini saya pikir ini kesempatan saya mengabdi di kepolisian. Terus besok paginya saya sowan ke kyai," jelas pria berumur 45 tahun ini.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved