Kisah Inspiratif

Kisah Bon Ali Santri Tambak Beras Berpangkat Ipda, Bangun 14 Masjid dan Punya Ratusan Anak Asuh

"Setelah itu mulai ada yang menempati. Awalnya lima anak, sekarang sudah ada 110 anak yang tinggal di sini (yayasan) yang diluar juga ada," jelas

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda
Ipda Ali Nur Suwandi berfoto bersama potret KH Djamaluddin Ahmad guru ngajinya di pesantren, Minggu (10/4/2023)   

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekitar 40 tahun silam di salah satu pelosok desa daerah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, daerah yang dikenal banyak santrinya itu, seorang bocah ingusan berjuang menimba ilmu sembari bekerja.

"Tempe...tempe...tempe mangga dilarisi (silakan diborong) tempe...tempe..tempe," teriaknya.

Itulah suara Ali Nur Suwandi seorang anggota kepolisian berpangkat Inspektur Dua (Ipda) yang sekarang ini berdinas di Sat PJR Ditlantas Polda DIY saat menawarkan dagangannya ke masyarakat desa.

Tetapi suara itu hanyalah suara yang terngiang-ngiang di kepala Bon Ali, sapaan akrab Ipda Ali ketika dirinya berusia 5 tahun dan kala ia mengabdi di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang sebagai seorang santri.

Baca juga: Kisah Korban Dukun Slamet Asal Mertoyudan Magelang Datangi Keluarga Dalam Mimpi

Bon nama depan sapaan Ali merupakan warisan para santri lantaran Ipda Ali sering kas bon atau berhutang di warung.

Di usia belia itu Bon Ali sudah harus bangun pagi buta untuk menjual tempe yang diproduksi oleh kyainya sendiri yakni KH Jamaluddin Ahmad.

KH Djamaluddin Ahmad merupakan penerus pondok pesantren Tambak Beras yang didirikan ulama besar NU Kyai Wahab Hasbullah.

Tanpa malu-malu Bon Ali mengakui jika selama nyantri dialah salah satu santri yang tak pandai mengaji.

Tetapi semboyan ala santri gondelan sarunga e pak kyai rupanya tak menjadikan Bon Ali kekurangan akal.

Dia mengabdi kepada kyainya itu dengan menjualkan tempe yang dibuat oleh kyainya sendiri.

Sejak umur lima tahun sampai dengan ia masuk sebagai tamtama dikepolisian, Bon Ali ya hanya jualan tempe pak kyai.

"Dulu kecil saya gak pinter ngaji. Jadi saya kalau pagi jarang ngaji tapi saya pagi itu sembari jualan tempe. Saya umur lima tahun sampai jadi polisi jualan tempe keliling nawarin tempe milik kyai ke desa-desa," kata Bon Ali saat diwawancara, Minggu (9/4/2023).

Berbincang dengan Bon Ali lebih dekat di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, di Gang Janoko, Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta banyak ilmu didapat.

Orangnya ramah dan murah senyum, hampir tertipu jika sosok yang satu ini sebetulnya seorang Polisi.

Perlu diketahui Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai adalah yayasan khusus menampung anak yatim, fakir miskin yang kurang beruntung hidupnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved