Obesitas Jadi Masalah Serius di Indonesia, Cegah dengan Jaga Kebugaran Tubuh dengan Cara Ini

Fisioterapis dan Ahli Ilmu Faal Olahraga, RSUP DR Sardjito Yogyakarta, Tri Wibowo, SST. Ftr. AIFO menjelaskan obesitas bisa menjadi penyakit yang

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
IST/Oren
Ilustrasi Obesitas dan diet 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Obesitas menjadi masalah serius di Indonesia.

Dari data World Obesity Atlas 2023 di bagian Indonesia, prevalensi peningkatan obesitas pada orang dewasa mulai 2020-2035 meningkat 5,8 persen setiap tahunnya.

Angka tersebut masuk kategori sangat tinggi.

Baca juga: Ribuan Warga Kabupaten Magelang Antusias Ikuti Jalan Sehat yang Digelar Kementerian BUMN

Untuk anak-anak, peningkatan obesitas mulai 2020-2035 turut meningkat dengan prevalensi 7,9 persen setiap tahun dan itu juga masuk dalam kategori sangat tinggi.

Dari data tersebut, terlihat Indonesia berada dalam urutan 131 dari 183 yang dianggap siap menyelesaikan kasus obesitas.

Urutan pertama adalah negara yang tersiap, sedangkan urutan ke-183 adalah negara yang tidak siap.

Fisioterapis dan Ahli Ilmu Faal Olahraga, RSUP DR Sardjito Yogyakarta, Tri Wibowo, SST. Ftr. AIFO menjelaskan obesitas bisa menjadi penyakit yang menakutkan bagi banyak orang.

Sebab, obesitas memicu diabetes dan kondisi terkait, termasuk kebutaan hingga amputasi anggota tubuh.

Termasuk, munculnya beberapa jenis kanker, seperti payudara, ovarium, prostat, hati dan masih banyak lagi.

Untuk itu, di Hari Obesitas Sedunia yang biasa diperingati 4 Maret, Tri mengajak masyarakat untuk memperhatikan berat badannya.

“Obesitas ini telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Menurut WHO, pada 2016, ada 1,9 miliar orang mengalami kelebihan berat badan,” ujarnya kepada Tribun Jogja, Sabtu (4/3/2023).

Ia melanjutkan, hal yang mengkhawatirkan adalah ada 41 juta anak di bawah usia lima tahun yang juga mengalami kelebihan berat badan.

Kelebihan berat badan ini meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes melitus dan jantung.

Secara global, ada 422 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes dan pada tahun 2012.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved