Perang Rusia Vs Ukraina

Medvedev Singgung Lagi Potensi Perang Nuklir Jika Barat Ingin Rusia Kalah

Deputi Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan ulang potensi perang nuklir jika barat terus menginginkan kekalahan Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Net
Rudal balistik Sarmat yang berarti Setan milik Rusia mampu membawa hulu ledak nuklir. 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev meyakinkan, Rusia takkan kalah dalam perangnya di Ukraina.

Medvedev yang kini Deputi Dewan Keamanan Nasional Rusia, mengatakan negara-negara nuklir tidak pernah kalah ketika nasib mereka dipertaruhkan.

Karena itu ia memperingatkan, negara-negara yang menuntut kekalahan Rusia di Ukraina tampaknya tidak menyadari fakta hal itu dapat mengakibatkan eskalasi (perang) nuklir.

Ia mengulangi peringatannya menjelang pertemuan donor militer Ukraina pada Jumat (20/1/2023) di pangkalan udara Ramstein AS di Jerman.

Dia mengecam politisi barat yang mengadvokasi kekalahan dalam konflik untuk Rusia sebagai satu-satunya pilihan yang mungkin di Ukraina.

“Tidak satu pun dari orang bodoh itu yang tampaknya mau mengambil langkah logis berikutnya: kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu dimulainya perang nuklir,” kata Medvedev.

“Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka,” katanya di akun Telegramnya, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Vladimir Putin : Kami Tingkatkan Kesiapan Tempur Triad Nuklir Kami

Baca juga: Medvedev : Jika Serang Krimea, Kiamat Itu Akan Tiba di Ukraina

Baca juga: Komando Strategis AS Atur Strategi Baru Hadapi Ancaman Nuklir Rusia dan China

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki termasuk di antara mereka yang mendukung pengiriman senjata sebanyak mungkin ke Kiev.

Dia mengklaim minggu ini kekalahan Ukraina dapat menjadi awal dari Perang Dunia III. Jadi menurutnya tidak ada alasan untuk memblokir dukungan untuk Kiev.

Eskalasi perang nuklir dikutip beberapa pemimpin barat, termasuk Presiden AS Joe Biden, sebagai skenario yang ingin mereka hindari dengan membatasi keterlibatan mereka dalam konflik Ukraina.

Mereka juga memperingatkan Moskow agar tidak menyebarkan senjata nuklir di Ukraina, menyatakan ini akan dianggap sebagai provokasi besar.

Doktrin militer Rusia mengizinkan penggunaan senjata pemusnah massal semacam itu baik sebagai pembalasan atas serangan terhadap Rusia atau sekutunya dengan senjata pemusnah massal.

Atau bisa dilakukan selama konflik konvensional yang menempatkan kenegaraan Rusia dalam risiko yang signifikan.

Moskow menganggap situasi di Ukraina sebagai perang proksi yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya.

Tujuan mereka adalah untuk menghancurkan Rusia sebanyak mungkin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved