Peran Guru Krusial di Masa Pandemi, Perlu Ubah Pola Perilaku Siswa untuk Pahami Prokes
Pengamat kebijakan pendidikan Universitas Gadjah Mada (UGM), Agustinus Subarsono MSi MA PhD mengatakan sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 peran
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
“Setelah melihat tayangan masing-masing siswa diajak untuk berpendapat bagaimana persepsi mereka terhadap video tadi,” jelasnya.
Sehingga, guru tidak menggunakan cara konvensional atau mengajar satu arah.
Agar pencapaian pendidikan karakter optimal, kata Subarsono, semestinya dalam pembentukannya tidak hanya dibebankan pada guru dan sekolah semata tetapi harus melibatkan anak dan orang tua. Karena keberadaan anak saat ini lebih lama bersama orang tua.
Dengan begitu, orang tua memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap pembentukan karakter sejak anak usia dini.
Bersama orang tua bisa diajarkan kejujuran, kedisiplinan, empati, toleransi dan kerja sama diantara anggota keluarga.
Baca juga: Ambisi Widadi Karyadi, Pesepak Bola 49 Tahun Eks PSIM Yogyakarta yang Kini Perkuat PS HW UMY
“Semua bisa dibangunan dalam sebuah keluarga, misalkan memberikan tugas anak untuk menghidupkan lampu tiap sore, anak yang lain diberi tugas menyapu halaman, menyapu dalam rumah dan sebagainya. Ini upaya bagaimana menyiapkan anak memiliki tanggung jawab dalam rumah dan orang tua bisa melakukan itu," terangnya.
Cara-cara semacam itu, menurut Subarsono, adalah langkah nyata melibatkan orang tua dalam pendidikan.
Sebab, di saat sekolah tatap muka sebelum pandemi bagi guru cukup memberikan pekerjaan rumah, dan pekerjaan-pekerjaan rumah yang dibebankan pada siswa harus mendapat tanda tangan dari orang tua. (ard)