Kata Pengamat Ekonomi UAJY soal Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025
Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo keputusan Kementerian Keuangan sangat realistis.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Keuangan memangkas target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi 4,7 persen hingga 5,0 persen pada tahun 2025.
Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo keputusan Kementerian Keuangan sangat realistis.
Pasalnya sejak akhir triwulan I 2025, lembaga-lembaga nasional dan internasional telah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski terkesan terlambat, koreksi ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia yang sesungguhnya.
“Meskipun agak terlambat, tapi ini sesuatu yang baik untuk menunjukkan bahwa kondisi ekonomi kita. Ini banyak indikator. Pertumbuhan ekonomi suatu negara didukung oleh empat hal utama, konsumsi masyarakat, investasi asing maupun swasta domestik, pengeluaran pemerintah, dan ekspor,” katanya, Rabu (02/07/2025).
Ia menyebut pemerintah perlu meningkatkan daya beli masyarakat. Meskipun konsumsi ajeg, namun daya beli masyarakat sudah turun sejak akhir tahun 2024 lalu.
Dampaknya dukungan konsumsi masyarakat tidak setinggi tahun sebelumnya.
Terkait dengan investasi, ia mengakui agak sulit karena realisasinya banyak yang tertunda. Seretnya investasi juga tidak lepas dari pengaruh ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi juga terhambat oleh adanya efisiensi APBN dan APBD. Padahal pengeluaran pemerintah menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dari sisi ekspor, hambatan pasar Amerika Serikat masih tanda tanya, kendati mendapat kelonggaran dari Eropa.
“Ini juga yang mendasari pemerintah melakukan efisiensi. Sehingga kebijakan pemerintah saat ini masuk akal. Pertumbuhan ekonomi global juga direvisi, sehingga tren revisi (pertumbuhan ekonomi) adalah lazim dilakukan banyak negara, termasuk Indonesia,” terangnya.
Sementara untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ia masih optimis pertumbuhan ekonomi DIY mampu tumbuh di kisaran 5,2 persen hingga akhir tahun 2025. Menurut dia, aktivitas pariwisata dan pendidikan masih mampu menopang ekonomi DIY.
“Kalau perguruan tinggi swasta datanya akhir September atau awal Oktober, nah ini apakah tetap, ini juga akan memengaruhi. Saya yakin secara umum nggak banyak berubah. Kalau perguruan tinggi negeri kan ajeg,” ujarnya.
“Kedua pariwisata, meskipun masih didominasi MICE tourism dan wisatawan domestik, tapi kalau dilihat liburan sekolah, long weekend masih macet (lalu lintas padat), ini masih mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kita (DIY). Saya yakin di atas 5 persen sedikit (pertumbuhan ekonomi DIY) dan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya. (maw)
UII Tambah Profesor Baru di Bidang Sistem Pendukung Keputusan Klinis |
![]() |
---|
Tren Kekerasan pada Anak di Gunungkidul Meningkat Setiap Tahun |
![]() |
---|
Cek Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik DI Yogyakarta Besok Rabu 13 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Wabup Sleman Minta Kapanewon Susun Bagan Prioritas, Agar Penanganan Stunting Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN UMBY Gelar Terapi Seni untuk Pedagang Pasar Demangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.