Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif: Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko Dorong Pemanfaatan BTT

Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudiyatmoko lantas menyampaikan masukan, sekaligus desakan pada kalangan eksekutif, demi perbaikan sistem

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Azka Ramadhan
Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudiatmoko 

Pemkot Yogyakarta sudah menempuh berbagai upaya, tapi  kasus Covid-19 sampai sejauh ini belum menurun signifikan. Menurut pandangan legislatif, kendalanya apa?

Masyarakat pasti jenuh, sudah 14 bulan kondisinya seperti ini. Nah, itu mengakibatkan keteledoran, atau menurunnya tingkat kewaspadaan. Sejatinya formula yang diterapkan sudah tepat, tapi ada faktor kejenuhan itu.

Kemudian, tidak ada edukasi secara masif yang menyatakan bahwasanya vaksin bukan obat. Padahal, itu kan hanya untuk pencegahan saja, supaya tidak mudah terpapar lah istilahnya. Makanya, banyak yang mentang-mentang sudah divaksin terus santai, mengabaikan protokol kesehatan.

Sehingga, sampai hari ini, zona risiko di Kota Yogyakarta masih dominan merah dan oranye. Jangankan hijau, kuning pun jarang. Itu harus jadi perhatian Pemkot.

Baca juga: Penggunaan QRIS di Pasar Lebaran 2021 di SCH Mudahkan Pengunjung Beli Produk UMKM

Namun, dengan kondisi seperti itu Pemkot Yogyakarta tetap berencana memulai pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru ini. Apakah legislatif mendukung?

Guru-guru memang sudah divaksin, tapi adik-adik kita yang usianya di bawah 18 tahun apakah sudah divaksin juga? Apa yang menjadi tanggung jawab Pemkot ini jauh lebih berat, karena mencakup murid tingkat SD dan SMP.

Kalau sekarang dilakukan uji coba dulu, secara terbatas, ya oke saja. Lagipula, baru 10 sekolah yang menjalankannya. Namun, kalau secara penuh, saya menyatakan, dengan kondisi seperti sekarang ini, lebih baik ditunda.

Ketika target pembelajaran gagal tercapai melalui skema daring, apa yang harus dilakukan oleh Pemkot?

Butuh inovasi dari Dinas Pendidikan. Kalau memang sekolah daring tidak mampu mencapai target pembelajaran, ya cari inovasi, tidak terus memaksakan tatap muka. Jadi, inovasi yang harus didorong, untuk dekati target. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved