Tak Ada Mahasiswa, Geliat Ekonomi di Pusat Vermak Jins Berusia Puluhan Tahun di Yogya Kini Lesu
Kebanyakan pelanggan yang datang untuk membetulkan tas maupun koper, hingga baju dan jins di tempat ini didominasi kalangan mahasiswa.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebagian masyarakat yang pernah menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta mungkin sudah tidak asing lagi dengan tempat reparasi tas dan vermak baju atau celana jins yang berada di Jalan Prof. DR. Sardjito, Terban, Kota Yogyakarta.
Letaknya yang dekat dengan kampus Universitas Gajah Mada (UGM) membuat para ahli vermak tas serta celana jeans seringkali kebanjiran orderan.
Ditemui di lokasi, salah satu ahli reparasi tas dan koper, Pariman, mengatakan pusat reparasi tas dan permak celana jins di Jalan Prof. DR.Sardjito sudah ada sejak puluhan tahun.
Bahkan sebelum dirinya mulai membuka jasa reparasinya itu, puluhan lapak yang melayani jasa permak aneka baju dan tas itu sudah ada.
"Sudah puluhan tahun ini. Lah saya saja sudah 30 tahun di sini, dan sebelum saya itu sudah ada. Mungkin ya 50 tahun ada kayaknya," katanya, kepada Tribunjogja.com, Minggu (7/3/2021).
Baca juga: Kisah Abdi Dalem Perempuan Milenial Mencari Berkah di Keraton Yogyakarta
Baca juga: Kisah Pilu Alfian, Siswa SMK di Klaten yang Harus Kehilangan Kedua Tangan Saat Jalani PKL
Pria berusia 50 tahun ini menambahkan, kebanyakan pelanggan yang datang untuk membetulkan tas maupun koper itu didominasi kalangan mahasiswa.
"Ada yang dari luar kota, tadi dari Semarang, dan Temanggung juga ada. Ya mungkin karena anaknya kuliah di sini, terus ada tas dan koper yang rusak. Jadi ya dibetulin ke sini," imbuhnya.
Ia mengakui keberadaan pusat vermak tas, koper dan celana jins di Jalan Prof DR Sardjito sudah dikenal luas bagi masyarakat Yogyakarta.
"Khususnya ya mahasiswa ya. Karena banyak yang memakai jasa ke sini, dan sudah dikenal di masyarakat Jogja," ungkap Pariman.
Sayangnya, saat ini pembelajaran tatap muka baik di tingkat sekolah maupun perkuliahan dilaksanakan secara dalam jaringan (daring).
Sehingga banyak pelajar dan mahasiswa yang memilih untuk pulang ke kampung halamannya demi menghemat biaya.
Dampaknya kini, para penyedia jasa vermak aneka tas, koper dan celana itu kehilangan pelanggan.
Bahkan pantauan Tribunjogja.com, beberapa lapak banyak yang tutup dan ada juga yang diberi label 'dikontrakkan' oleh pemiliknya.
Riyanto, salah satu tukang vermak celana jeans mengaku pendapatannya kini mulai berkurang sejak sepinya mahasiswa di Yogyakarta.
Dalam sehari, biasanya dirinya dapat menyelesaikan 20 potong celana jeans dari pelanggan.