Dewan Pendidikan DIY Soal Jasa Pembuatan Ijazah: Ini Bukan yang Pertama, Menciderai Dunia Pendidikan

Ketua Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Prof Dr Danisworo menyatakan keprihatinannya adanya oknum yang tega mencederai

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Government of Alberta
Ilustrasi Ijazah Palsu 

Pemerintah perlu membuat terobosan atau sistem pengamanan supaya ijazah tidak bisa ditiru.

"Misalnya logonya timbul atau bagaimana. Uang saja bisa dipalsukan, apalagi ijazah," jelas dia.

Danisowo berharap masyarakat turut melakukan pengawasan untuk meminalisasi adanya fenomena pembuatan ijazah tersebut.

"Dikpora DIY juga harus memberikan warning paling tidak. Sama perusahaan atau instansi juga harus kroscek ke sekolah dan universitas ketika ada pelamar kerja," papar dia.

Baca juga: Komunitas Pedagang dan PKL di Malioboro Dukung Pemkot Terapkan Sanksi Bagi yang Menolak Vaksin

Ubah Sistem

Danisworo menyadari, dunia pendidikan saat ini memang butuh penyederhanaan.

Ia menyatakan bahwa ijazah hanya menjadi sebuah tanda jika seseorang pernah menempuh pendidikan.

Jika dibandingkan dengan negara lain, fungsi ijazah hanya sebagai alat formalitas saja, yang lebih diutamakan pemilik ijazah menguasi bidang yang diambil atau tidak.

Sementara yang menjadi persoalan, kondisi masyarakat akademis saat ini menurut Danisworo banyak dari mereka yang masih gila gelar.

"Ini karena gelar. Gelar itu selalu dipasang, di kita kan gila gelar, ya. Kalau gelar itu dari dulu tidak dipasang, mungkin fenomena saat ini beda," tambahnya.

Dari fenomena jual beli ijazah kali ini, dirinya meminta agar pemerintah menghukum seberat-beratnya oknum yang terlibat dalam pemalsuan dokumen ijazah tersebut.

Dirinya juga mendesak supaya Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) bekerja untuk melakukan pengawasan terkait maraknya jual beli ijazah tersebut.

"Harus dihukum seberat mungkin. Kalau perlu dilacak sampai ke pusatnya. Dari LL Dikti juga harus bekerja melakukan pengawasan ke setiap daerah. Harusnya DIY tidak ada karena wilayahnya kecil," tandasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved