Kabupaten Bantul

Terdampak Pandemi Covid-19, Bisnis Perhotelan di Bantul Kelimpungan, 1 Hotel Gulung Tikar

Sebuah guest house di Kabupaten Bantul tak dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19. Dampaknya sang pemilik berencana menjual guest house tersebut.

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM.BANTUL - Sebuah guest house di Kabupaten Bantul tak dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19. Dampaknya sang pemilik berencana menjual guest house tersebut.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul, Nurman Asmuni mengatakan ada 154 hotel dan penginapan baik bintang maupun non bintang di Kabupaten Bantul.

Hampir seluruhnya berjuang untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya di tengah pandemi covid-19 yang belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir ini.

"Hampir seluruh hotel di Bantul setengah hidup setengah mati. Tapi yang benar-benar tutup hanya satu, guest house. Sudah mau dijual. Ya karena sudah tidak mampu bertahan. Tamunya biasanya mancanegara. Kondisi pandemi kan tidak ada yang datang,"katanya, Senin (08/02/2021).

Tidak hanya hotel, ada 260 restoran di Kabupaten Bantul yang harus berjuang melawan pandemi COVID-19.

Apalagi dengan adanya Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM). Selain jam operasional restoran yang terbatas tidak banyak pelanggan yang datang. 

"Ada dua restoran besar yang hampir tutup. Sebenarnya juga semua restoran kesulitan saat ini, terutama yang besar. Kalau yang kecil-kecil malah lebih tangguh, bisa bertahan,"ujarnya. 

Penyalahgunaan Narkoba di Bantul Meningkat, Paling Banyak Pengedar Obat Berbahaya

Tim SAR Gabungan Hentikan Pencarian Penambang Pasir yang Terseret Arus Sungai Opak di Bantul

"Ya kalau tempat makan kecil kan biaya operasionalnya tidak besar, listrik, beban pegawai, dan lain-lain. Kalau restoran besar kan biaya operasionalnya lebih banyak, jadi lebih sulit bertahan,"sambungnya.

Ia berharap, pemerintah mau memberikan bantuan kepada pengelola hotel dan restoran agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Jika pandemi berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan lebih banyak hotel dan restoran yang akan gulung tikar. 

Selain berdampak pada usaha jasa pariwisata, pandemi COVID-19 juga berpengaruh pada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bantul. Apalagi dengan adanya Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM). 

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Annihayah menambahkan penurunan jumlah wisatawan mencapai 20 persen. Sebelum pandemi COVID-19 ada 5.000 hingga 10.000 wisatawan per hari, sementara akhir pekan bisa mencapai 20.000 wisatawan. 

"Yang paling parah terdampak pandemi adalah pariwisata. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya penurunan bisa mencapai 20 persen. Sekarang jumlah pengunjung harian tidak lebih dari 2.000 per hari, weekend hanya 5.000 hingga 7.000 saja,"tambahnya. (Tribunjogja/Christi Mahatma Wardhani)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved