Pengungsi Gunung Merapi
Belum Semua Pengungsi Gunung Merapi Dipulangkan, BPPTKG: BPBD Punya Standar Sendiri
Aktivitas seismisitas, deformasi, dan gas Gunung Merapi masih mengalami penurunan hingga kini.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas seismisitas, deformasi, dan gas Gunung Merapi masih mengalami penurunan hingga kini.
Sejak 15 Januari 2021, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pun telah mengeluarkan perubahan rekomendasi arah bahaya Gunung Merapi.
Yang mana, disebutkan BPPTKG, pengungsi di luar daerah bahaya yang disebutkan telah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Meskipun demikian, hingga saat ini badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) di wilayah sekitar Gunung Merapi belum merekomendasikan pemulangan semua pengungsi ke kediamannya.
Baca juga: APPBI DIY Sebut Tak Ada Pelanggaran yang Dilakukan Pusat Perbelanjaan Selama PSTKM
Baca juga: Ditetapkan Sebagai Bupati Bantul Terpilih, Abdul Halim Muslih Segera Matangkan Visi Misi
Mengenai perbedaan tersebut, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida memberikan penjelasan.
Menurut Hanik, terkait ancaman bahaya yang BPPTKG rekomendasikan, masih bergantung pada tindak lanjut dari BPBD sebagai lembaga berwenang.
"Yang menindaklanjuti adalah BPBD. BPBD sudah menindaklanjuti dengan aturan-aturan yang mereka punyai. Mereka punya standar bagaimana menentukan tanggap darurat, dan sebagainya," kata Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG, Jumat (22/1/2021).
Hanik menerangkan, pelaksanaan evakuasi pengungsi tidak mudah, sehingga BPBD membuat suatu rencana kontingensi, yang dituangkan ke dalam aturan-aturan yang ada.
"Aturan-aturan dibuat bagaimana jika terjadi proses evakuasi dari suatu erupsi. Inilah yang digunakan untuk menentukan SOP (prosedur operasional standar) bagi pemerintah daerah," bebernya.
Hanik menambahkan, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan BPBD yang bersinggungan dengan Gunung Merapi.
"Kalau ada rekomendasi kami langsung berkoordinasi dengan BPBD sekitar Merapi dan kalau ada sesuatu yang signifikan pasti komunikasi secara langsung kami lakukan," tandasnya.
Berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, Hanik menyampaikan, probabilitas kelanjutan aktivitas Gunung Merapi saat ini dominan ke arah erupsi efusif, yakni sebesar 43,2 persen.
Status Gunung Merapi saat ini masih belum berubah, yakni siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Baca juga: Dewan Minta Trase Tol di DI Yogyakarta Tak Ganggu Masjid Pathok Negoro di Plosokuning Sleman
Baca juga: Sepekan Divaksin Covid-19, Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi Merasa Cepat Lelah dan Mengantuk