BPBD Kulon Progo Dampingi Proses Pemakaman Jenazah Covid-19 di Kapanewon Kalibawang 

Sebuah video diunggah melalui Twitter oleh akun TRCBPBDDIY yang melaporkan giat dukungan BPBD Kulon Progo saat melakukan

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Tangkapan Layar
BPBD Kulon Progo melakukan pendampingan pemakaman Covid-19 di Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sebuah video diunggah melalui Twitter oleh akun TRCBPBDDIY yang melaporkan giat dukungan BPBD Kulon Progo saat melakukan pendampingan proses pemakaman sesuai prosedur Covid-19 pada Rabu (13/1/2021) pukul 13.00 WIB. 

Di mana pada video berdurasi 22 detik dengan 28,2 ribu tayangan tersebut menggambarkan satgas penanggulangan Covid-19 Kalurahan Banjaroyo dengan menggunakan baju hazmat menyeberangi sungai ketika menuju makam Pedukuhan Pantog Kulon, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo untuk melakukan proses pemakaman warga setempat. 

Koordinator relawan pemakaman Covid-19, Azhari Hidayat menceritakan warga tersebut sebelumnya menjalani perawatan di RSUP dr Sardjito karena terpapar Covid-19 dan meninggal pada Selasa (12/1/2021). 

Baca juga: Perketat Prokes, Disperindag Kota Yogyakarta Bentuk Gugus Tugas di Pasar

Baca juga: Wakil Wali Kota Yogyakarta Klaim PSTKM di Wilayahnya Terkendali

Karena terpapar Covid-19 tentunya proses pemakaman harus menyesuaikan dengan prosedur pemakaman Covid-19.

Dan saat itu, dirinya menerima kabar duka tersebut pada Selasa (12/1/2021) kurang lebih pukul 22.00 WIB. 

Rencananya proses pemakaman akan dilakukan Rabu (13/1/2021) pagi. 

"Namun berhubung lokasi makam yang sulit untuk ditempuh dan kondisi tanah yang sangat keras maka pemakaman dilaksanakan pada Rabu (13/1/2021) siang," ucapnya, saat dihubungi Kamis (14/1/2021). 

Proses pemakaman dengan menyeberangi sungai tersebut bukan tanpa alasan. 

Sebab, hal itu atas permintaan keluarga untuk dimakamkan di pemakaman keluarga. 

Azhari mengatakan sebelum melakukan pemakaman, pihaknya berkoordinasi dengan warga sekitar untuk membentuk tim pemakaman sebanyak 16 personil. 

Dengan rincian dari desa 1 orang, BPBD 2 orang, MGMC 3 orang dan warga sekitar 10 orang. 

"Setelah melakukan koordinasi, kami melakukan pemakaman melalui jalan yang terlalu curam dan harus menyeberangi sungai," kata dia. 

Kebetulan saat proses pemakaman, debit air di sungai yang dilewati untuk pemakaman sudah mulai surut. 

Padahal sebelumnya, sungai tersebut sempat banjir. 

Dengan berbagai rintangan dan medan yang dilalui berat, pihaknya tetap melakukan pemakaman meskipun untuk menuju tempat pemakaman itu mereka menyempatkan istirahat di beberapa titik. 

Terlebih tempat itu juga bisa untuk menempatkan peti jenazah. 

"Sebenarnya ada 2 jalur lain untuk menuju pemakaman itu. Hanya saja jalur itu lebih sulit dan jarak yang ditempuh lebih jauh. Berbeda dengan melawati sungai yang lebih dekat dan mudah dibandingkan dua jalur yang lain itu," ungkapnya. 

Terlebih untuk 2 jalur lain itu harus menempuh jarak sekitar 2-3 kilometer.

"Itu pun tidak bisa ditempuh sampai ke makam karena juga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Karena jalur itu biasa digunakan untuk para pencari rumput. Berbeda jika melewati sungai hanya menempuh jarak sekitar 300 meter," ucapnya. 

Baca juga: Selama COVID-19 Melanda, Tercatat Sudah 10 ASN Klaten Meninggal Dunia

Baca juga: Delapan Atlet Bulutangkis Indonesia Tersandung Match Fixing, Ini Saran Apkori ke PBSI

Terpisah Penanggungjawab Posko Dekontaminasi Giat Pemakaman Satgas Covid-19 BPBD Kulon Progo, Edy Haryanto mengatakan BPBD Kulon Progo saat itu hanya mendampingi proses pemakaman jenazah yang sebelumnya terpapar Covid-19 tersebut. 

Sedangkan untuk pemakamannya dilakukan oleh satgas tingkat kalurahan. 

"Kami sudah memberdayakan gugus tugas tingkat kalurahan sehingga kami hanya mendampingi mereka saja," kata Edy. 

Proses pemakaman dengan menyeberangi sungai dan melewati medan yang sedikit sulit itu karena atas permintaan keluarga. 

"Sehingga mau tidak mau karena sudah menjadi keputusan keluarga kita harus menuruti permintaan tersebut. Tapi Ahamdulillah semua diberi kelancaran dan keselamatan," tutur Edy. (scp) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved