Kisah Kakak Beradik di Kota Yogya Jalani Profesi jadi Badut demi Bantu Perekonomian Keluarga

Kisah Kakak Beradik di Kota Yogya yang Berprofesi Sebagai Badut demi Bantu Perekonomian Keluarga

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Seorang anak di persimpangan Jalan Kaliurang menari berkostum badut agar mendapat uang, Minggu (26/7/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Desakan ekonomi membuat Bunga (bukan nama sebenarnya) harus turun ke jalan dengan menjadi badut untuk membiayai hidup.

Meski usianya masih belasan tahun, Bunga sudah harus mencari nafkah untuk perekonomian keluarganya.

Saat ditemui di persimpangan Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Bunga yang mengenakan pakaian badut terlihat energik menghibur pengendara yang melintas.

Berkostum warna kuning, kaki kecilnya lincah mengikuti irama musik remix yang ia sudah disiapkan.

Bunga tak sendirian, ia ditemani Melati (nama samaran). Melati adalah adik kandung Bunga.

Melati bertugas keliling menghampiri satu persatu pengendara yang berhenti menunggu lampu Apill menyala hijau.

Langkahnya tegas namun santun. Kepalanya menunduk berharap satu atau dua keping uang logam diterima melalui kaleng kecil yang ia bawa.

Mereka berdua masih bersekolah di salah satu SMP Negeri di Kota Yogyakarta.

"Saya dulunya ditawari orang. Kamu mau enggak, jadi badut buat hibur orang. Kalau mau, saya sewakan satu kostum lengkap dengan peralatannya," kata Bunga menirukan perbincangan dengan seorang pria.

Pekerja Lepas Setelah Pandemi Diprediksi Terus Meningkat

Pemkab Klaten Wajibkan Penyelenggaran Salat Iduladha Patuhi Protokol Kesehatan

Kesulitan ekonomi menjadikan dirinya tidak berpikir panjang untuk mengambil tawaran tersebut.

Kedua orang tuanya masih sehat, mereka bekerja sebagai penjual aneka cemilan. Bunga saat ini duduk di bangku kelas IX.

Sementara adiknya masih belajar di kelas VIII. Usia Bunga 15 tahun, sedangkan Melati baru berusia 14 tahun.

Mereka biasa memulai aktivitasnya sejak pukul 10.00 - 13.00 sementara jam keduanya dimulai pukul 15.00-18.00 dengan satu kali istirahat.

"Dua kali dalam sehari. Kalau mulainya jam 10 pagi. Untuk sorenya ya sekitar jam tiga sore," tutur Bunga.

Jika ada pekerjaan lain yang lebih ringan, Bunga yang bercita-cita menjadi pengusaha ini lebih memilih meninggalkan rutinitasnya saat ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved